1. HOME
  2. NEWS
NEWS

Selain Dragon Ball, Ini Deretan Film Kartun Tak Boleh Tayang

Ada sembilan indikator jadi dasar kuat KPI mengapa film-film kartun tersebut tidak boleh ditayangkan.

By Rohimat Nurbaya 13 November 2015 18:00
Dragon Ball (Foto: Youtube)

Money.id - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memperketat tayangan anak-anak di stasiun televisi swasta. Sejak September 2014, sedikitnya ada enam film kartun dianggap penuh muatan berdampak buruk bagi perkembangan fisik dan mental anak.

Dikutip website resmi KPI, ada sembilan indikator jadi pertimbangan film kartun tersebut dianggap tidak layak ditonton anak-anak, yakni kekerasan fisik, kekerasan terhadap hewan, penggunaan senjata tajam dan benda keras untuk menyakiti dan melukai.

Kemudian pada film kartu itu ada kata-kata kasar, adegan-adegan berbahaya, lalu perilaku tidak pantas seperti membuka celana dan memperlihatkan ke teman-teman, merusak benda-benda, muatan porno dan mengandung unsur-unsur mistis.

Berikut deretan film kartun dilarang

1. Bima Sakti

Foto: in.com

Bima Sakti atau memiliki judul asli Chhota Bheem, merupakan serial kartun berasal dari India. Film itu mengudara sejak 2008, terdiri dari 150 episode.

Film itu meceritakan seorang anak tinggal di sebuah pedesaan imajiner bernama Dholakpur. Tokoh utama bernama Bima Sakti atau Chhota Bheem selalu membawa kebenaran dengan keberaniannya.

KPI menganggap cerita dalam kartun ini terlalu filosofis. Kemudian tokoh utamanya selalu melakan adegan berbahaya sehingga tidak tepat ditonton anak-anak.

2. Little Krisna

Foto: dailymotion.com

Film kartun ini masih dari India. Little Krisna mendapat teguran KPI karena ada adegan kekerasan yang tidak dipotong.

Salah satu adegan bermuatan kekerasan itu adalah ketika salah satu karekternya menganiaya seekor hewan, sehingga terlihat seperti sebuah penyiksaan. Serial anak ini juga dianggap terlalu banyak muatan filosofis, sehingga sulit dicerna anak-anak.

Film tersebut menceritakan sebuah desa kecil sangat indah di negeri india. Bukitnya warna hijau, seluruh daratan rendah di kelilingi gunung dan air terjunnya terus mengalir.

Tetapi di desa itu ada sepasang ular kobra jadian-jadian dengan lima kepala. Diceritakan hewan tersebut ingin menguasai desa indah tersebut.

Kemudian lahir seorang bayi dari sebuah keluarga kaya raya. Bocah itu memiliki warna kulit berkilau. Selain itu, begitu lahir dia sudah memiliki keajaiban.

Seluruh warga desa menjadi tenang dan gembira ketika mendengar anak itu meniup serulingnya. Ajaibnya, alam sekitar juga mendengarkan ketika anak itu meniup serulingnya. Anak kecil bernama Krisna itu dianggap bisa melawan ular kobra raksasa yang jahat itu.

Film kartun tersebu digarap BIG Animation and India Herotage Foundation. Film itu pertama mengudara pada 2009 dan terdiri dari 13 episode.

3. Tom & Jerry

Foto: youtube.com

Film kartun tersebut ditayangkan di Indonesia sejak 199an. Tetapi baru pada 2014 KPI melarang film tersebut tayang di Indonesia.

Film kartun yang melegenda tersebut menceritakan seekor kucing bernama Tom yang diperintahkan majikannya mengejar seekor tikus bernama Jerry. Tapi selalu gagal.

Dalam film itu, kucing bernama Tom selalu menggunakan cara berbahaya demi menangkkap Jerry. Mulai dari memasang jebakan di rumah majikannya hingga menggunakan bahan peledak serta senjata berbahaya lain.

Karena adegan tersebut, serial kartun karya William Hanna dan Joseph Barbera itu masuk dalam daftar hitam KPI.

Memang sejak dibuat pada 1940-an, katun besutan Studio Warner Bross, Amerika Serikat itu sempat memicu kontroversi, sebab dianggap memunculkan masalah rasisme.

4. Crayon Shin Chan

Foto: cartoonsimages.com

Anime atau kartun Jepang Crayon Shin Chan diadaptasi dari cerita komik karya Yoshito Usui. Komik itu sempat terbit juga di Indonesia.

Film kartun Jepang tersebut dilarang KPI karena terdapat beberapa adegan yang merujuk kepada hal-hal berbau pornografi dengan melibatkan anak-anak di bawah umur.

KPI memberikan opsi kepada stasiun televisi swasta menayangkan film tersebut, salah satunya menyensor beberapa adegan atau menyangkannya pada larut malam.

Beberapa adegan dalam film tersebut memang tidak layak ditonton anak-anak, salah satunya ketika Shin Chan tokoh utama dalam film tersebut memperhatikan wanita mengenakan pakaian seksi dengan belahan dada terbuka, padahal tokoh itu masih duduk di taman Kanak-kanak.

5. Spongebob Squarepants

Foto: nick.com

Film kartun tersebut tidak boleh tayang oleh KPI karena meyelipkan dialog tidak sopan. Selain itu dianggap menyelipkan dialog tidak sopan serta beberapa tindakan tidak mendidik.

Sopongebob berkisah tentang cerita fiktif mahluk laut. Tokoh utama dalam film kartun tersebut adalah sesosok spons atau busa bernama Spongebob, dia bersama teman-temannya tinggal di sebuah kota bawah laut bernama Bikini Botttom. Mereka selalu bertindak konyol.

Pencipta film tersebut adalah seorang ahli kelautan Stephen Hillenburg, kemudian dikembangan oleh United Plakton Pictures bersama Nickelodeon Animation Studios.

6. Dragon Ball

Foto: nocookie.net

Kemudian terakhir adalah serial kartun Dragon Ball. Film tersebut dilarang KPI karena kerap menampilkan adegan kekerasan dan berbahaya.

Film tersebut diangkat dari cerita komik karya Akira Toriyama dari tahun 1984 sampai 1995. Dragon Ball bercerita tentang seorang bocah bernama Goku yang hidup di tengah gunung sendirian.

Dia lalu bertemu dengan Bulma, seorang gadis muda genius, yang berusaha mengumpulkan tujuh bola naga atau Dragon Ball.

Diceritakan tujuh bola naga tersebut apabila terkumpul bisa mengabulkan semua keinginan. Dalam perjalanannya bersama Bulma mencari Dragon Ball, Goku harus berhadapan dengan banyak rintangan.

Salah satu musuh mereka adalah Tentara Pita Merah. Kelompok ini mempunyai keinginan yang sama dengan Goku dan Bulma.

Setelah sukses dengan serial pertamanya, Toei Animation selaku pembuat film Dragon Ball membuat beberapa judul lainnya, di antaranya, Dragon Ball Saga, Dragon Ball Z Saga, Bardock: The Father of Goku, The History of Trunks dan Dragonball GT : A Hero's Legacy.

Suka Artikel Ini? KLIK LIKE

Baca Juga

(rn/rn)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section