1. HOME
  2. NEWS
ISU AS

Demam #IStandWithAhmed dan Islamophobia di AS

Jam buatan Ahmed disangka bom oleh gurunya. Penangkapan remaja muslim ini disorot dunia.

By Dwifantya Aquina 22 September 2015 15:13
Foto penangkapan Ahmed yang jadi viral di media sosial (Twitter)
Sebuah kisah pilu datang dari Negeri Paman Sam, dimana seorang anak lelaki Muslim berusia 14 tahun ditangkap lantaran jam buatannya disangka bom rakitan. Ahmed Mohamed, siswa sekolah dasar di MacArthur High School itu diborgol oleh polisi Texas dan foto menyedihkan itu langsung menjadi viral di media sosial.
 
Penangkapan Ahmed dikecam oleh masyarakat dunia. Publik menilai Ahmed hanya ingin mengesankan guru atas jam buatannya, bukan membawa perangkat bom, seperti yang dituduhkan oleh pihak sekolah.
 
Dilansir BBC, 17 September 2015, Ahmed mengatakan kepada wartawan dirinya sangat sedih karena gurunya mengira jam buatannya adalah sebuah ancaman.
 
"Saya menciptakan sebuah jam untuk mengesankan guru saya tapi ketika saya menunjukkan padanya, dia pikir itu ancaman baginya. Saya sangat sedih bahwa dia mendapat kesan yang salah dari itu," tuturnya.
 
Pada konferensi pers yang sama pada Rabu sore, Ahmed mengumumkan ia berencana untuk pindah sekolah.
 
Pamer Kemewahan di Media Sosial, Sosialita China Dipenjara
 
Ayah Ahmed Mohamed Elhassan Mohamed, yang berasal dari Sudan, memuji kecerdasan anaknya. Ia mengatakan, Ahmed pandai memperbaiki segala sesuatu di rumahnya, termasuk telepon ayahnya dan komputer.
 
"Dia sangat cerdas, anak brilian dan dia bilang dia hanya ingin menunjukkan dirinya kepada dunia," katanya.
 
Ribuan pengguna Twitter memuji inisiatif anak itu membuat jam dibawah tagar #IStandWithAhmed. Banyak orang mempertanyakan mengapa dia ditahan, termasuk para ilmuwan NASA, CEO Facebook Mark Zuckerberg, bahkan Presiden AS Barack Obama.
 
"Jam yang keren, Ahmed. Ingin membawanya ke Gedung Putih? Kita harus menginspirasi lebih banyak anak-anak seperti Anda yang menyukai ilmu pengetahuan. Ini yang membuat Amerika besar," tulis Obama di Twitter.
 
Dewan Hubungan Amerika-Islam mengatakan sedang menyelidiki insiden itu. Ahmed mengatakan bahwa ia telah membuat sebuah jam di rumah dan membawanya ke sekolah untuk menunjukkan kepada guru tekniknya. Dia mengatakan guru tekniknya telah mengucapkan selamat kepadanya tapi menasihatinya untuk tidak menunjukkannya kepada guru lain.
 
Kemudian, guru lain menyadari jam tersebut ketika perangkat berbunyi selama jam pelajaran. "Jam itu tampak seperti bom," katanya.
 
Model Sindrom Down Curi Perhatian di New York Fashion Week
 
Jam buatan Ahmed terdiri dari papan sirkuit dengan kabel yang mengarah ke tampilan digital. Pada hari ia membawa jam karyanya, Ahmed ditarik keluar dari kelas, diwawancarai oleh guru senior dan empat petugas polisi, dan dimasukkan ke dalam tahanan remaja.
 
Sekolah mengeluarkan pernyataan yang mengatakan siswa dan staf untuk segera melaporkan jika mereka mengamati sesuatu yang mencurigakan.
 
Beberapa pihak menduga ihwal penahanan Ahmed adalah dikarenakan namanya lekat dengan Islam. Namun, polisi membantah tuduhan keluarga Ahmed tersebut.
 
"Kami selalu memiliki hubungan yang luar biasa dengan komunitas Muslim," kata Kepala Kepolisian Irving Larry Boyd. "Insiden seperti sekarang ini. Kami ingin belajar bagaimana kita dapat bergerak maju dan mengubah ini menjadi positif".
 
Ahmed diborgol dan dimintai sidik jarinya. Ia dibebaskan setelah itu dipastikan tidak ada ancaman.
 
Sang ayah memastikan putranya tak akan lagi bersekolah di MacArthur High School.

"Ahmed mengatakan, "Aku tidak ingin bersekolah lagi di MacArthur", " kata Mohamed mengutip pernyataan Ahmed di Dallas Morning News. "Anak-anak ini tidak akan bahagia (bersekolah) di sana."
 

(da/da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section