1. HOME
  2. NEWS
NEWS

Batik Air, Maskapai Paling Tidak Aman di Dunia Tahun 2015

Selain Batik Air, ada 8 maskapai Indonesia yang turut masuk dalam 10 besar peringkat penerbangan paling tidak aman di dunia.

By Dwifantya Aquina 6 Januari 2016 13:26
Pesawat Batik Air (Independent.co.uk)

Money.id - AirlineRatings.com mengumumkan survei tahunan maskapai terbesar di dunia dengan catatan keselamatan terburuk. Dalam survei tersebut, AirlineRatings.com memeriksa audit dari penerbangan badan pemerintah dan pimpinan asosiasi, serta audit dan kematian yang dicatat oleh pemerintah untuk setiap maskapai.

Audit juga dilakukan pada sejarah operasional, catatan kejadian dan keunggulan operasional.

Situs tersebut memberikan peringkat keamanan untuk 407 maskapai penerbangan, penilaian yang diberikan sampai tujuh bintang. AirlineRatings.com memberikan penilaian tinggi terhadap 148 maskapai penerbangan, sementara hampir 50 maskapai lainnya hanya diberikan nilai tiga bintang atau kurang.

Dilansir Independent.co.uk, Rabu 6 Januari 2016, sebanyak 10 maskapai penerbangan, asal Nepal, Indonesia atau Suriname, bahkan hanya memenuhi syarat satu atau nol bintang untuk 2016.

Berikut 10 maskapai dengan catatan keamanan paling buruk di dunia.

1. Batik Air
2. Bluewing Airlines
3. Citilink
4. Kal-Star Aviation
5. Lion Air
6. Sriwijaya Air
7. TransNusa
8. Trigana Air Service
9. Wings Air
10. Xpress Air

Pengumuman ini mengikuti tahun terburuk bagi dunia penerbangan, termasuk dua bencana di udara yang mengerikan, baik seputar masalah keamanan pesawat maupun kekhawatiran atas mental pilot.

Pada 3 Januari 2016 terungkap bahwa penyebab utama kematian penerbangan di 2015 adalah pelanggaran hukum, atau dengan kata lain 'pembunuhan', menurut laporan perusahaan keselamatan udara To70. Kesimpulan tersebut dikaitkan dengan misteri hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 dan MH17 yang ditembak jatuh di atas langit Ukraina pada tahun 2015, serta jatuhnya pesawat Germanwings dan Metrojet di Pegunungan Alpen dan Sinai.

224 orang tewas ketika Rusia Metrojet Airbus A321-231 jatuh tak lama setelah keberangkatan dari Bandara Internasional Sharm el-Sheikh di Mesir.

Pada Maret 2015, sebuah Airbus A320-211 Germanwings menabrak pegunungan Alpen Perancis, menewaskan semua 150 orang di dalamnya. Ia kemudian mengungkapkan bahwa percontohan Andreas Lubitz, yang memiliki tendancies bunuh diri, telah menyebabkan kecelakaan sengaja.

Editor AirlineRatings.com Geoffrey Thomas menjelaskan bahwa Germanwings telah mempertahankan tujuh bintang pada rating keselamatan untuk 2016 karena insiden itu disebabkan oleh pilot bunuh diri.

"Dalam sistem peringkat kami, yang didukung oleh badan penerbangan murah International Civil Aviation Organisation, jika kematian terjadi melalui tindakan terorisme, pembajakan atau pilot bunuh diri, mereka tidak termasuk dalam catatan kecelakaan," katanya.

Beberapa ahli keselamatan penerbangan mempertanyakan dasar survei AirlineRatings, karena tidak muncul untuk memprioritaskan apa yang banyak penumpang anggap sebagai pertimbangan keselamatan yang paling signifikan, seperti track record sebuah maskapai penerbangan.

Dengan ukuran tersebut, Amerika Serikat berada di peringkat paling atas melalui maskapai Southwest. Maskapai ini telah beroperasi lebih dari 22 juta penerbangan dan 1,5 miliar penumpang sejak berdirinya pada tahun 1971, tanpa kecelakaan fatal tunggal.

Dua maskapai anggaran rendah Eropa terkemuka, easyJet dan Ryanair, juga memiliki catatan mulus tanpa korban tewas, dan tahun lalu dengan aman menerbangkan sekitar 180 juta penumpang.

Sementara Malaysia Airlines, meski dipukul oleh dua insiden yang mengakibatkan semua penumpang tewas atau hilang pada 2014, tetap diberi lima bintang dari kemungkinan tujuh dalam peringkat, sama seperti Ryanair dan Thomson Airways.

Jika sebuah maskapai penerbangan memiliki kecelakaan yang melibatkan kematian penumpang dan atau awak secara otomatis maka akan kehilangan bintang dari peringkat keselamatan.

Para pejabat mengatakan mereka akan terus memantau perkembangan masa depan dan akan mempertimbangkan larangan jika keselamatan penumpang udara dianggap berisiko.

Suka Artikel Ini? Klik Like

(da/da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section