1. HOME
  2. NEWS
NEWS

Atasi Kekurangan Lahan, Bandara Terapung Jadi Pilihan

Proyek ini bertujuan untuk membangun struktur apung dengan landasan pacu sepanjang 4.000 meter, bahkan cukup untuk pesawat besar.

By Azalia Amadea 14 Agustus 2016 19:10
London Britannia Airport (cnn.com)

Money.id - Membangun bandara pasti memerlukan lahan yang sangat luas. Di sisi lain, lahan untuk perumahan dan fasilitas pendukung perkotaan tentu juga akan ikut berkurang. Untuk memecahkannya, beberapa kota yang terletak di pinggir pantai akan beralih ke laut.

Melansir laman CNN, Senin 15 Agustus 2016, proyek reklamasi besar-besaran akan menjadi satu-satunya jalan keluar. Itulah yang dilakukan oleh kota Hong Kong di China dan Osaka di Jepang untuk memperluas kapasitas bandara mereka.

Namun kota-kota visionaris semacam London justru mengusulkan sebuah ide yang agak berbeda. Bagaimana kalau membangun bandara di atas permukaan laut yang tak terbatas luasnya?

Selama Perang Dunia II, Inggris membuat gagasan untuk membangun landasan pacu di gunung es dalam rangka mengawasi konvoi di Samudera Atlantik. Namun Proyek Habakuk tersebut tidak pernah terwujud, tapi konsep bandara apung tetap dipertahankan. 

Gambaran Bandara Terapung, London
© 2016 money.id/cnn.com

Pada tahun 1995, terdapat 17 perusahaan swasta Jepang yang turut merancang dan menguji konsep bandara terapung. Sebagian besar perusahaan pembuat kapal dan pabrik baja juga turut serta, membentuk Technological Research Association of Mega-Float dengan dukungan dari pemerintah Jepang.

Proyek ini bertujuan untuk membangun struktur apung dengan landasan pacu sepanjang 4.000 meter, bahkan cukup untuk pesawat besar. Sebuah model skala yang lebih kecil dengan landasan pacu 1.000 meter sebenarnya telah dibangun. Namun, proyek ini berhenti dan bangunan itu kemudian dibongkar.

Proposal serupa juga telah dilayangkan untuk kota San Diego. Kota ini memiliki masalah perluasan lahan bandara internasional. Proposal tersebut berisi ajuan untuk membangun bandara internasional dengan dua landasan pacu baru di laut.

Namun proyek ini tidak pernah terwujud. Entah karena biaya pembangunannya yang teramat mahal senilai US$ 20 miliar (Rp262 triliun) atau keraguan tentang kelayakan teknis dari konsep bandara apung tersebut. Hingga kini belum ada kabar kelanjutan mengenai pembangunan bandara terapung tersebut.

Baca Juga

(aa/aa)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section