1. HOME
  2. INSPIRATORY
FASHION

Pil Pahit Andina Membangun Bisnis Sepatu Lukis

Anak muda ini sukses berbisnis sepatu-sepatu lukis. Namun perjalanan tujuh tahun tersebut bukannya tanpa kendala.

By Dian Rosalina 3 Desember 2015 14:39
Andina Nabila Irvani dengan Sepatu Lukisnya (money.id/Dwi)

Money.id - Banyak orang mengawali bisnis hanya sekedar iseng atau ingin mewujudkan ide gila di kepala. Ada juga yang menekuni bisnis yang berkaitan dengan hobi.

Nah, Andina Nabila pun demikian saat memilih menjadi desainer sepatu lukis. Dia mendirikan toko Slight.

Semenjak kecil, Dina sapaan akrab Andina doyan mencorat-coret tembok rumah, atau sekedar mengobrak-abrik barang-barang. Orangtua lantas mengirim Dina untuk belajar melukis.

Dari hobinya itu pula, kini ia sukses berbisnis sepatu-sepatu lukis hingga tujuh tahun lamanya. Namun perjalanan tujuh tahun tersebut bukannya tanpa kendala. Ada saat-saatnya Dina merasa down dan menelan kekecewaan karena idenya pernah ditiru.

"Bisnisku tidak selamanya mulus. Ada saat-saat dimana aku merasa jenuh dan beberapa bulan aku harus meninggalkan bisnis untuk mencoba bekerja di sebuah perusahaan," ujar Andina yang ditemui Money.id, Kamis 3 Desember 2015.

Selepas lulus kuliah, Andina sempat bekerja selama beberapa bulan di salah satu perusahaan yang masih berhubungan dengan jurusannya, yaitu desain. Selama beberapa bulan itu pula, bisnisnya vakum.

Tak hanya sampai di situ. Setelah sepatu lukis yang ia buat booming di pasaran, banyak toko-toko sepatu lukis yang ikut buka dan menjual barang sejenis. Salah satunya toko itu bahkan didirikan oleh mantan karyawan Andina.

"Sudah begitu, tidak jauh dari workshop ini pula. Tapi memang tidak berapa lama, ia menutup tokonya. Aku cukup down," cerita wanita yang masih di bawah pembinaan Kementerian Olahraga dan Pemuda ini.

Andina pun harus menerima kenyataan tersebut dan sejak saat itu, ia mulai mencari-cari inspirasi model sepatu dari majalah-majalah dalam negeri hingga media online luar negeri agar idenya tak lagi ditiru oleh banyak orang.

Konsep baru

Setelah kejadian itu, Andina akhirnya mem-branding ulang sepatunya. Ia mencoba mendaftarkan merek sepatunya ke Direktorat Jenderal Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dengan nama Spotlight. Namun sayangnya, nama tersebut telah digunakan oleh toko sepatu juga.

"Pas mau di daftarikan ke HAKI, ternyata nama Spotlight sudah ada yang branding, toko sepatu juga. Akhirnya aku ganti saja jadi Slight dan bertahan hingga sekarang," ucap Dina.

Dengan merek baru, Andina mengubah seluruh konsep dan sasaran pasar. Semula, dia mengincar pasar anak-anak muda. Kini, Andina mengubah target market untuk wanita dewasa sekitar umur 25-35 tahun.

Desainnya pun lebih premium, elegan, mendetail dan warna-warnanya pun lebih soft. Inspirasinya pun lebih ke hal-hal dia sukai, seperti bunga atau motif sulur.

"Waktu pertama kali buat sepatu kan, dari kanvas dan belinya pun di pasar. Kalau sekarang karena sudah produksi sepatu sendiri dari industri rumahan, bahan yang digunakan pun menggunakan katun jepang yang lebih halus dan nyaman kalau dipakai," kata dia sambil menunjukkan deretan sepatu hasil karyanya.

Keuntungan pertama Andina ketika menjual sepatu lukis dia gunakan untuk menraktir makan kedua orangtuanya. Dari modal Rp1 juta, dia bisa mengantongi keuntungan lebih dari dua kali lipat.

Kini, wanita berhijab itu bisa meraup untung Rp40 juta per bulan. Tidak seperti kebanyakan anak-anak muda yang yang boros, wanita yang pernah memenangkan lomba-lomba bisnis itu lebih suka menyimpan uang hasil bisnisnya.

"Semua keuntungan dari sepatu selalu aku tabung sih, atau investasi di bank. Beberapa waktu lalu malah aku membeli tanah untuk aku buat rumah nantinya. Karena aku memang tipe orang yang jarang membeli ini itu sih," ucap Dina. (ita)

(dr/dr)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Inspiratory Section