1. HOME
  2. INSPIRATORY
INSPIRATORY BISNIS

Yamaha, Gurita Bisnis yang Berawal dari Modal Rp12 Juta

Yamaha awalnya menawarkan alat musik dan elektronik. Perusahaan tersebut didirkan Torakusu Yamaha.

By Rohimat Nurbaya 8 Oktober 2015 08:01
Gedung Yamaha (Foto: dynamicpartners.co.za)

Money.id - Yamaha saat ini identik dengan pabrikan motor asal Jepang. Sejarah awalnya,  perusahaan tersebut menawarkan berbagai produk dan jasa, terutama alat musik dan elektronik. Produk pertama Yamaha adalah reed organ.

Dikutip dari Yamaha.com, pada 1897 Torakusu Yamaha mendirikan Nippon Gakki. Dia butuh 100 ribu Yen untuk modal usaha. Pada era sekarang jumlah tersebut sama dengan Rp12 juta.

Tiga tahun kemudian, tepatnya tahun 1900, perusahaan tersebut memproduksi upright piano atau piano tegak. Lalu, pada 1920-an tepatnya selama Perang Dunia I mulai memproduksi harmonika.

Pada 1949, saham Nippon Gakki tercatat di Tokyo Stock Exchange. Sekitar 1950-1960 Nippon Gakki menyentuh masa kejayaannya. Berbagai bidang dirambah perusahaan itu, mulai dari membuka sekolah musik, produksi alat olahraga, hingga produksi sepeda motor.

Saat itu, Nippon Gakki mulai membuat perahu, busur panah, dan produk lainnya terbuat dari fiberglass yang diperkuat plastik.

Lebih gila lagi, pada 1955 Nippon Gakki mulai produksi sepeda motor, hingga pada 1968 merilis sepeda motor Yamaha DT-1.

Era 1960-1970 Nippon Gakki semakin memperluas bisnisnya, bahkan rekreasi dan gaya hidup pun dirambahnya. Usaha tersebut makin besar, kemudian pada 1968 menerbitkan saham untuk pertama kali di Jepang.

Pada 1987 Nippon Gakki berubah nama menjadi Yamaha Corporation. Hal itu dilakukan guna menandai hari jadi ke-100 tahun dalam dunia bisnis.

Guna memperkenalkan produk-produk mereka, Yamaha aktif jadi sponsor. Mereka memberikan kesempatan bagi olahragawan dan musisi untuk menikmati produk-produk mereka.

Beberapa yang disponsori Yamaha biasanya grup musik, acara kontes, berbagai kompetisi olahraga termasuk balap motor paling bergengsi di dunia MotoGP. (ita)

(rn/rn)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Inspiratory Section