1. HOME
    2. INSPIRATORY
KISAH INSPIRATIF

Perjuangan Herman Rancang Teknologi Listrik Murah untuk Indonesia

By Rohimat Nurbaya 25 Maret 2016 09:30
Masih Impor

Masih impor

Memang menurut Herman, alat yang dibuatnya tersebut tidak semuanya komponenenya dibuat di Indonesia. Ada beberapa bagian harus didatangkan dari luar negeri, salah satunya solar panel untuk penangkap tenaga sinar matahari.

"Itu pabriknya ada di Kanada, Jerman dan Amerika Serikat, tapi di China juga ada," jelasnya.

Herman mengaku, bukan dia tidak bisa membuat solar panel. Alasan dia memilih untuk impor karena apabila produksi sendiri malah bisa lebih mahal, pasalnya alat tersebut sudah menjadi barang komoditas di beberapa negara dan produksinya sangat banyak.

Menurutnya, namanya barang komoditas itu, produksi lebih banyak pasti harga lebih murah. Kalau memproduksinya hanya sedikit saja biaya produksinya malah lebih mahal. "Itu yang terjadi pada solar panel ini," tutur dia.

Hal tersebut sempat terjadi di Jerman, ada beberapa perusahaan solar panel yang memilih gulung tikar karena produksinya tidak banyak, ditambah gaji tenaga kerja yang lebih mahal.

Ilustrasi solar panel (power-talk.net)

Berkaca dengan apa yang terjadi di Jerman, sehingga Herman memilih untuk mendatangkan beberapa komponen dari luar negeri. Namun dia menegaskan, dirinya bukan hanya sekadar merakit saja, karena sensor alat tersebut dibuat dan dirancang sendiri.

"Selain merancang, hal lain saya pikirkan adalah harga, jangan sampai kemahalan, nanti malah tidak laku," ucap dia.

Herman menambahkan, apabila alat tersebut sudah bisa dijual ke masyarakat banyak harganya tidak akan lebih dari Rp14 juta per unit. Alat tersebut bisa bertahan selama 10 tahun.

Dengan harga tersebut, dia yakin masyarakat bisa lebih menghemat biaya listrik. Dengan harga Rp14 juta untuk 10 tahun, satu bulan hanya mengeluarkan biaya sekitar Rp117 ribu untuk listrik

"Dengan harga segitu, hitung-hitung bayar listrik 10 tahun," tuturnya.

Namun, meski Herman sudah memiliki target, paling cepat tahun depan sudah bisa selesai dia harus mengurus segala perizinan ke beberapa kementrian, seperti Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM).

Kemudian alat itu juga harus melalui tahap verifikasi dari Kementrian Perindustrian, serta Kementrian Perdagangan karena harus ada label SNI. "Tapi mudah-mudahan tidak lama," harap Herman.

NEXT>> Cocok Digunakan di Lokasi Penambangan

 

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Inspiratory Section