Ketika ditanya Money.id mengenai ketertarikannya menjadikan tas mewah sebagai bisnis, Citra yang saat itu memakai baju hitam, mengatakan bahwa tas ini sebenarnya adalah investasi yang paling menguntungkan.

Pernah di 2014 lalu, Citra mencoba berbisnis berlian. Namun bisnisnya tersebut tidak terlalu menguntungkan ketika ia menjual tas-tas mewah.

"Aku sempat sih jualan berlian, tetapi aku tidak hoki di situ, karena mungkin hokinya memang di tas, aku balik lagi berbisnis tas ini. Hermes misalnya, lama-lama itu naik harganya. Lebih-lebih dari harga berlian malah. Kalau berlian naiknya kan bertahap bahkan bisa turun, nah kalau tas itu akan selalu naik tiap tahun," kata Citra.

Wanita yang mulai menjual tas Hermes sejak 2011 ini, telah menjual tas-tas mewah miliknya seperti Louis Vuitton, Balenciaga, Gucci, Givency, dan Hermes ke berbagai daerah di Indonesia. Seperti Bandung, Surabaya, Bandung, Batam, dan masih banyak lagi.

Namun tidak semua tas mewah yang ada di showroom yang baru berjalan empat bulan tersebut adalah milik ketiganya. Namun 50 persennya adalah titipan dari penjual tas mewah yang ada di beberapa daerah juga yang minta dijualkan oleh mereka.

(Koleksi Tas Mewah di Showroom Citra Subagja/Money.id/Dwi Narwoko)

"Yang milik kami sebagian besar itu barangnya beli di luar negeri, tetapi ada beberapa juga sih beli dalam negeri. Ada juga barang-barang temanku, aku jual lagi sih. Karena ini sistemnya titip jual, kalau barangnya oke dan bagus aku beli, biasanya banyaknya tas Hermes dan Chanel," kata Citra

Keuntungan yang didapatkan untuk satu kali menjual tas mewah tersebut berbeda. Misalkan saat dia membeli tas mewah di Jepang dengan harga Rp8 juta, namun kisaran harga di Indonesia Rp18 juta, Citra akan menjualnya di antara harga tersebut.

"Tidak semua bisa bagi rata, tergantung semua harga yang aku beli. Yang paling besar keuntungan sih aku jual tas Hermes, bisa sampai puluhan juta rupiah sih tergantung harga belinya," ujarnya. (poy)

(dr/dr)