1. HOME
    2. INSPIRATORY
KISAH INSPIRATIF

Sepak Terjang Tahir, Konglomerat yang Peduli Dunia Kesehatan

Tahir dilahirkan dari sebuah lingkungan yang rata-rata warganya tergolong tidak mampu.

By Rohimat Nurbaya 13 Juni 2016 16:41
Pendiri Mayapada Group, Dato’ Sri Tahir (Forbes)

Money.id - Dato’ Sri Tahir atau terlahir dengan nama Ang Tjoen Ming merupakan pengusaha pendiri Mayapada Group -sebuah perusahaan yang memiliki beberapa unit usaha di Indonesia. Unit usahanya meliputi perbankan, media cetak dan TV berbayar, properti, rumah sakit dan rantai toko bebas pajak atau duty free shopping (DFS).

Berdasarkan data Forbes, berkat konglomerasi perusahaannya tersebut, tahun ini Tahir menjadi orang terkaya ke-7 di Indonesia dengan kekayaan US$2 miliar atau setara Rp26,6 triliun. 

Tahir juga terkenal karena sangat berdedikasi tinggi terhadap dunia kesehatan. Dia mampu menyumbangkan US$75 juta atau sekitar Rp1 triliun untuk kesehatan. Tahir juga mendirikan rumah sakit Mayapada di beberapa daerah.

Tahir lahir di Surabaya pada 26 Maret 1952. Meski kini dia menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia, namun sebenarnya dia dilahirkan dari sebuah lingkungan yang rata-rata warganya tergolong tidak mampu.

Dia dibesarkan oleh ayah dan ibu yang menghidupi keluarga dengan membuat becak. Pada 1971, Tahir menamatkan pendidikan menengah atas di SMA Kristen Petra Kalianyar Surabaya. Ketika lulus SMA, Tahir pernah bercita-cita ingin menjadi seorang dokter.

Cita-cita tersebut kandas karena ayahnya tiba-tiba sakit keras hingga tidak sanggup lagi membiayai keluarga. Akibatnya, Tahir muda harus berhenti kuliah dan melanjutkan bisnis ayahnya di Surabaya. Namun pada umur 20 tahun, ia mendapat beasiswa di sekolah bisnis di Nanyang Technological University, Singapura.

Sambil kuliah di Singapura, tiap bulan Tahir mencari produk di Singapura untuk dijual di Surabaya. Dia membeli pakaian wanita dan sepeda dari pusat belanja di Singapura, kemudian menjualnya kembali ke Indonesia.

Dari sana pula dia mendapatkan ide untuk kapitalisasi produk impor guna membantu biaya sekolahnya. Awalnya menggeluti bisnis garmen. Kemudian pada usia 35 tahun dia bersekolah kembali lalu menyelesaikan pendidikan keuangan di Golden Gates University, California, Amerika Serikat.

Bersambung ke halaman berikutnya...

 

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Inspiratory Section