1. HOME
    2. INSPIRATORY
INSPIRATIF

Kiat Rizal dan Filosofi Sukses Berdagang Pengusaha Tionghoa

By Rohimat Nurbaya 29 Maret 2016 19:10
Memperhatikan Tiga Unsur

Tiga unsur

Menurut Rizal untuk memulai usaha tidak cukup dari diri sendiri, tetapi ada tiga faktor lain. Jadi, selain harus membuat diri sendiri bersinar supaya diperhatikan orang lain harus juga memperhatikan faktor eksternal berupa, timing (waktu), lokasi dan hubungan dengan manusia.

Kata dia, timing sendiri berhubungan dengan kelihaian membaca pasar. Ketika hendak berjualan yang pertama harus dilihat adalah orang yang akan membelinya "Kalau berjualan ketika perang dunia kedua mana akan ada yang beli," ujar Rizal berkelakar.

Kemudian yang kedua adalah lokasi. Faktor ini cukup menentukan akan maju atau tidaknya sebuah usaha dan hubungannya dengan membaca pasar. Seorang pebisnis, menurut Rizal, biasanya memiliki insting membaca sebuah lokasi cocok atau tidak untuk dijadikan lokasi bisnis.

"Misalnya, kalau sekarang kamu berjualan lokasinya di Korea Utara mana bisa kamu akan maju, jadi kamu harus pindah dari sana. Kemudian cari tempat lebih bagus," ucap Rizal.

Kemudian yang terakhir adalah hubungan dengan manusia. Dalam bisnis pasti membutuhkan orang lain. Dalam budaya Tionghoa biasanya saling bergotong royong dalam membangun bisnis.

"Kalau bagi yang berjiwa bisnis itu ada namanya 'Hopeng'. Saya bantu kamu, tapi kamu bantu saya tidak usah tertulis apa yang kamu ngomong adalah sudah lebih kuat dari akta notaris," tutur dia.

Rizal Purnali Liu (Money.id/Rohimat Nurbaya)

Rizal menjelaskan, dalam budaya orang Tionghoa kepercayaan itu adalah modal utama dan lebih dari segala-galanya. Apabila sekali saja menghianati orang yang sudah memberikan kepercayaan maka karmanya akan terbawa seumur hidup.

"Kalau dulu sama-sama datang dari China itu harus hopeng sama hopeng (saling membantu," katanya.

Namun, dalam hubungan dengan manusia itu ada yang namanya 'Hoki' atau keberuntungan. Kata dia, pebisnis yang memiliki keburuntungan biasanya akan bertemu dengan orang yang tepat sehingga bisnisnya bisa berkembang dengan cepat.

Kemudian dalam hubungan dengan manusia itu, bagi pebisnis harus ada yang bisa mendorong dari bawah dan menarik dari atas. "Kalau dari bawah itu, harus didorong punya pekerja yang bagus, kemudian dari atas harus ada orang kuat yang mengangkat," ungkapnya.

Jangan baca buku

Kemudian hal paling penting dalam bisnis itu adalah jangan terlalu banyak baca buku bisnis dan banyak berfikir. Karena menurutnya, ilmu bisnis dan sekolah bisnis itu untuk bisnis besar bukan buat pemula.

"Kalau kamu sudah generasi kedua atau selanjutnya, itu baru perlu belajar bisnis dan baca buku bisnis. Kalau generasi pertama yang penting mulai," terangnya.

Namun Rizal berpesan, setelah memulai bisnis pasti tidak akan berjalan mulus dan banyak rintangan. Tetapi rintangan tersebut jangan dijadikan sebuah halangan besar, tapi dianggap suatu kerikil kecil yang mudah untuk disingkirkan.

"Semua orang pasti pernah mengalami rintangan. Kamu bayankan waktu SD lupa bawa catatan, takut kan. Waktu SD, itu masalah sangat besar, tapi sekarang itu sangat kecil," tuturnya.

Begitu pula dengan menjalankan bisnis, apabila masalah yang dihadapi itu dilihatnya dari masa depan, bukan dari saat ini tentunya tidak akan terlihat sulit.

"Jadi kalau bisnis itu jangan flashback. Tapi flashforward, melihatnya harus dari depan," imbuhnya.

(rn/rn)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Inspiratory Section