1. HOME
  2. INSPIRATORY
BISNIS

Bisnis Kaus Murah, Mahasiswi Bandung Jadi Miliuner

Perjalanannya tak mudah. Sudah pernah merugi, ditipu, hingga gulung tikar. Namun, ia tidak menyerah.

By Dwifantya Aquina 9 Oktober 2015 10:51
Sinthya Audi Poetri, pemilik toko online Mayoutfit (Istimewa)

Money.id - Sinthya Audi Poetri tidak pernah bermimpi memiliki toko online beromzet miliaran rupiah. Namun, satu hal yang sejak dulu ia inginkan adalah tidak bekerja dengan orang lain.

Impian itu dirintis gadis asal Cianjur itu sejak 'hijrah' ke Bandung untuk melanjutkan studi di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Kala itu, ia berulang kali mencoba bisnis untuk menunjang hobi berbelanjanya. Mulai dari menjual barang-barang yang tidak ia pakai lagi, hingga berjualan cup cakes.

Hingga suatu hari Sinthya menyadari bahwa bisnis tersebut bukanlah passion-nya. "Ternyata passion aku ada di bidang fashion. Dari situ aku bersama teman mencoba usaha di bidang fashion, jual sepatu, tas dan pakaian," ujarnya saat berbincang dengan Money.id, Kamis 8 Oktober 2015.

Usaha di bidang fashion ia geluti bukan lantaran sekedar passion, namun dirinya melihat pangsa pasar yang potensial di Bandung. Ya, mojang Bandung memang dikenal fashionable dan kerap mengikuti tren fashion terbaru. Itulah yang kemudian memantapkan Sinthya dan dua temannya, Intan dan Aldi, membangun toko online bernama Mayoutfit.

Nama Mayoutfit digunakan Sinthya karena bisnisnya terbentuk di bulan Mei, tepatnya pada 2013. Mengawali bisnis online, Sinthya belum punya modal besar. Ia hanya berbekal uang seadanya untuk membeli sepatu pesanan pada pelanggannya.

"Jadi awalnya saya pakai sistem PO (pre order atau pesan lebih dulu), saya foto sendiri sepatu-sepatu yang saya jual, saya pasang di Instagram. Ternyata banyak yang pesan. Uang modal saya dapat dari keuntungan pertama, lalu kita putar lagi untuk membeli barang, begitu seterusnya, sehingga saya bingung juga kalau ditanya soal modal awal," ucap dara kelahiran tahun 1993 ini.

Cara tersebut Mayoutfit geluti sekitar satu tahun. Tahun berikutnya, pada 2014, setelah modal mencukupi, Sinthya berpikir untuk mengelola bisnisnya lebih serius. Salah satunya dengan memproduksi sendiri barang-barang yang dijual Mayoutfit.

Meski belum punya konveksi sendiri, Mayoutfit menyebar produksi ke sejumlah tukang jahit di Bandung. "Saya juga ingin membantu ekonomi warga daerah sekitar, dengan membuka lapangan pekerjaan kepada para tukang jahit. Semua pakaian sampai sling bag yang kami jual itu dijahit oleh para perajin di Bandung," papar mahasiswi tingkat akhir ini.

Produk yang dijual Mayoutfit memang relatif murah dan pas di kantong pelajar. Sinthya cs menjual kaus dengan harga Rp25.000, celana dengan banderol sekitar Rp50.000 dan sling bag dengan kisaran Rp35.000-50.000.

Meski memiliki harga yang sangat murah, Sinthya menolak toko online-nya disebut merusak harga pasar. Sebab, prinsip bisnisnya adalah tidak mengambil keuntungan besar. Justru, menurut Sinthya, banyak pihak yang merusak harga produknya di pasaran.

"Kita dari dulu nggak pernah mainin harga pasar karena harganya memang segitu. Justru sekarang kan, di (produk bahan) rajutan banyak pemainnya, kadang yang digunakan foto barang kita tapi barangnya beda. Kualitasnya juga beda. Kita takut orang-orang jadi nggak percaya sama Mayoutfit. Tapi kita sudah atasi kendala itu dengan membuat watermark pada foto produk agar tidak dicuri," paparnya.

Dalam sehari, Mayoutfit kini bisa menjual minimal 1.000 items yang terbagi dalam 200-500 paket. "Kalau Lebaran kami bisa terima pesanan sampai 700 paket," imbuh Sinthya.

Dengan penjualan masif seperti itu, Mayoutfit memiliki omzet rata-rata Rp1 miliar per bulan. Itu artinya lebih dari Rp12 miliar mereka kantongi dalam setahun. Wow!

"Alhamdulillah, semua itu bisa kami peroleh setelah jatuh bangun, pernah ditipu, pernah rugi, dan juga karena konsep wholesale yang kami terapkan. Untung nggak besar, karena kita nggak ambil untung banyak, dan harga grosir yang bisa dibeli eceran," terangnya.

Hingga saat ini, Mayoutfit sudah mempekerjakan 12 karyawan dan berhasil membangun satu toko offline di Jalan Geger Kalong, Bandung. Untuk pengiriman, Mayoutfit mempercayakan Si Cepat Express.

"Saya suka tanya-tanya di Bandung, Jakarta dan sekitarnya paling banyak ekspedisi dalam sehari itu online shop mana, ternyata kata mereka itu Mayoutfit yang ekspedisinya paling banyak. Sehari kita bisa sampai 500 paket," tutur putri pasangan Ahmad Ubaidillah dan Anjung Nuraeni ini.

Ke depannya, Sinthya telah memiliki rencana untuk meningkatkan mulai dari produksi, tenaga kerja, hingga pemasaran. Strategi pemasaran yang digunakan Mayoutfit ke depan juga akan lebih bervariasi, seperti memberikan hadiah-hadiah menarik kepada para pelanggannya.

"Kita memang rutin menggelar spam like berhadiah setiap minggunya, tapi hadiahnya masih produk kita sendiri. Ke depannya kita mau kasih hadiah yang lebih bagus seperti voucher belanja, handphone dan kamera," ucap dia.

Selain memanjakan pelanggan, berikutnya Mayoutfit juga akan menggelar acara charity atau kegiatan amal. Sinthya ingin mewujudkan mimpinya membantu orang-orang yang membutuhkan dengan menggandeng lembaga-lembaga sosial di kemudian hari.

Sinthya yakin, setiap anak muda mampu berada di posisinya. Memiliki bisnis sukses dengan omzet fantastis. Kuncinya hanya satu, kerja keras.

"Sejak dulu guru saya selalu bilang, harus kerja dulu sama orang, dapat ilmu, baru bisa kerja sendiri. Tapi setiap ditanya saya selalu bilang nggak mau kerja. Akhirnya saya jalani apa yang saya suka hingga seperti sekarang, ini semua karena setiap pekerjaan selalu saya kerjakan maksimal dan tidak pernah menyerah," ungkapnya.

 

 

Baca Juga

 

 

 

 

 

 

 

 

(da/da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Inspiratory Section