Tony Fernandes sendiri tidak memiliki pengetahuan latar mengenai permaskapaian
By Nur Chandra Laksana 3 April 2016 06:59Money.id - Siapa sangka, salah satu maskapai Low Cost terbaik menurut Skytrax, yakni AirAisa hanya diawali dengan modal 29 saja. Mungkin bagi sebagian orang menganggap cerita ini pencitraan belaka, namun kenyataannya, CEO AirAisa, Tony Fernandes berhasil melakukannya.
Dikutip dari laman Business Insider, memang AirAsia bukan sepenuhnya dibangun oleh Tony sejak dari nol. Awalnya, maskapai low cost itu merupakan perusahaan penerbangan kecil milik pemerintah Malaysia yang sedang jatuh, dan terlilit hutang sebesar US$40 juta, atau sekitar Rp526 miliar.
Dengan membeli saham sebesar US$0.29, atau setara dengan Rp4000 saja, pada 2001 Tony berhasil menguasai mayoritas saham penerbangan tersebut.
Memang, latar belakang dirinya tidak pernah terkait dengan lahan penerbangan. Tony yang saat itu berumur 37 tahun hanyalah seorang eksekotif musik. Namun, dirinya paham betul soal kewirausahaan dan pasar pariwisata beserta dunia hiburan di Asia Tenggara.
Untuk menjalankan bisnis in, memang Tony tidak bisa benar-benar mengandalkan insting bisnis miliknya saja. Dia memtuskan untuk melirik sebuah maskapai internasional yang bernama Southwest Airliness menjadi model bisnisnya.
Dengan model tersebut, dia meyakinkan dirinya untuk membangun maskaipainya dengan skema tariff murah, memiliki layanan yang berkualitas, serta bekerja dengan keras. Dengan memegang teguh prinsip tersebut, Tony berhasil membawa AirAisa menjadi seperti sekarang.
Kini, AirAisa memiliki lebih dari 160 buah Airbus A320 dan A330, yang awalnya hanya memiliki Boeing 737 tua. Per tahunnya, AirAisa bisa mengangkut lebih dari 230 juta penumpang dari beberapa anak perusahaanya di Indonesia, India, Thailand, dan Filipina, beserta dari markas pusat mereka di Kuala Lumpur.
Selain itu, dari awalnya AirAisa yang hanya memiliki kurang dari 300 karyawan saat pertama kali dibeli, kini AirAisa memiliki pekerja sebanak 15 ribu orang.
Namun, ini bukanlah satu-satunya bisnis yang dimilikina. Dibawah naunagn Tune Group, sebuah grup yang dibangunnya, Tony juga mengelola bisnis perhotelan di Asia dan Inggris. Bahkan kini dirinya sudah memiliki investasi di dunia basket provisional dan tim balam F1.
"Apa yang pasar inginkan? 9 dari 10, ketika Anda melakukan apa yang diinginkan pasar, itu akan menjadi perbedaan," kata Fernandes kepada Sekolah Bisnis INSEAD, pada tahun 2007. "Tapi kami bukan yang pertama yang menciptakan perjalanan udara murah dan kami bukan yang pertama yang menciptakan hotel murah."
Intip Kado Istimewa Rafathar dari Kuda Poni Hingga Taman Bermain
Agar Dompet Tak Makin 'Tipis', Lakukan Penghematan dengan Cara Ini
Pemerintah Angkat Bicara Soal Rokok Naik Jadi Rp50 Ribu per Bungkus
Perjuangan Herman Rancang Teknologi Listrik Murah untuk Indonesia
25 Maret 2016 09:30Tips Pebisnis Muda Roja Fitridayani Jual Ribuan Hijab per Hari
18 Maret 2016 09:33Perjalanan 2 Sahabat Bangun Planetarium Mini demi Ilmu Pengetahuan
17 Maret 2016 10:33