1. HOME
  2. INSPIRATORY
INSPIRATORY BISNIS

Angkat Budaya Jajan Masa Sekolah lewat Usaha Es Krim 'Pannen'

Dengan modal Rp30 juta, enam sahabat ini membuka usaha es krim Pannen.

By Azalia Amadea 13 April 2016 12:16
pengusaha muda es krim Pannen (Money.id/Azalia Amadea)

Money.id - Es krim merupakan salah satu makanan penutup yang banyak digemari orang. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa sampai lansia pun sangat menyukai es krim. Rasa manis dan dingin yang melebur dalam mulut membuat memakan es krim jadi menyenangkan.

Berawal dari kegemaran mereka pada es krim, enam sahabat ini membuka usaha penjualan es krim. Usaha es krim tersebut dimulai sejak 2014 dengan brand es krim Pannen.

Untuk membuka usaha ini, mereka menggunakan modal sebesar Rp30 juta yang digunakan untuk membeli alat dan bahan pembuatan es krim.

"Saat ini penjualan es krim Pannen masih lewat titip di kedai Suwe Ora Jamu, Petogogan dan Ciknik di Kemang. Kita sempat jual lewat online namun sekarang terhenti karena kami ingin fokus penjualan di dua tempat ini saja," kata Alexander Reza Sebastian credit marketing officer yang ditemui Money.id di Jakarta, Rabu 13 Maret 2016.

Rasa es krim Pannen berbeda dengan rasa es krim pada umumnya. Rasa es krim Pannen terdiri dari es krim Beng-Beng, keju nabati, teh pandan, piscok, dan kopi alpukat. Pemilihan rasa es krim tersebut tidak sembarang--diputuskan--begitu saja.

"Kami memilih rasa-rasa tersebut karena kami sadar bahwa masyarakat Indonesia senang jajan, dan kami ingin mengangkat budaya jajan itu lagi dengan menghadirkan rasa lama dalam bentuk baru yaitu es krim," kata Reza.

Keenam orang yang sudah bersahabat sejak bangku Sekolah Menengah Pertama tersebut memiliki ilmu dasar yang berbeda-beda saat kuliah. Namun, ilmu dasar yang berbeda-beda itu membuat mereka semakin lengkap dan mantap dalam membuka usaha.

Harga es krim Pannen masih sangat terjangkau yaitu Rp18 ribu per cup. Rasa es krim yang paling digemari adalah es krim beng-beng. Sajian es krim vanila dengan potongan-potongan cokelat Beng-Beng di dalamnya melengkapi rasa manis dan renyah saat menyatapnya.

Segmen penjualan es krim Pannen adalah remaja usia 25-34 tahun. Namun, sejauh ini untuk rasa es krim Beng-Beng banyak diminati oleh anak remaja. Sedangkan, untuk ibu-ibu lebih menyukai rasa es krim teh pandan.

Keenam sahabat tersebut tidak muluk-muluk dalam merencanakan strategi marketing Pannen. Melalui bazar dan menitip di dua tempat menjadi fokus marketing yang mereka jalani untuk mengangkat penjualan Pannen. Omzet dari penjualan es krim Pannen sekitar Rp2,7 juta per bulannya.

Meski begitu, mereka juga tetap memiliki rencana untuk membuka kedai es krim Pannen sendiri secepatnya. Diharapkan dengan adanya tempat baru yang akan segera dibuat dapat mendongkrak penjualan es krim Pannen dan dapat memanjakan para pelanggan mereka.

"Saran kami untuk yang ingin membuka usaha jangan mudah menyerah, jangan mudah kecewa, konsisten, menjaga komunikasi, percaya dengan apa yang dikerjakan serta selalu lakukan evaluasi," kata Reza.

Baca Juga

 

(aa/aa)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Inspiratory Section