1. HOME
  2. INSPIRATORY
INSPIRATORY BISNIS

20 Tahun Bertahan dalam Persaingan Bisnis Musik Bandung

Bisnis dirintis Happy dan Yoppie sempat menyentuh titik kejayaan.

By Rohimat Nurbaya 9 Oktober 2015 09:13
Ilustrasi toko alat musik (Foto: Pixabay/PublicDomainPictures )

Money.id - Happy Yusworo (41) sukses dengan bisnis berawal dari hobi. Bagi dia, hal itu merupakan kepuasan tersendiri.

Hole musik di Jalan Cijagra, Komplek Pengairan, Buah Batu, Bandung, Jawa Barat, mampu bertahan 20 tahun berkat tangan dingin Happy.

Happy merupakan pecinta musik metal. Dengan latar belakang itu, dia dan adiknya bernama Yoppie Yusworo mendirikan studio musik Hole. Tujuannya guna mengakomodir anak muda di Bandung.

"Saya mulai bisnis musik sejak 1955. Awalnya studio rental, saat itu tren musik di Bandung kuat," kata Happy saat berbincang dengan Money.id, beberapa waktu lalu.

Bisnis itu dirintis dengan segala keterbatasan. Happy dan Yoppie menyulap kediaman orangtua jadi studio musik. Happy mengaku lupa modal untuk membangun studio itu.

Awalnya, alat musik di studio itu sealakadarnya. Soundsystem, drum, gitar, keyboard semua bekas. Dengan perawatan teratur dan manajemen baik, studio berkembang dan banyak dipilih jadi tempat latihan oleh musisi lokal di sana.

"Pada 1995 usaha rental studio dianggap tidak menguntungkan, jadi hanya kalangan tertentu yang berani buka studio musik," katanya.

Seiring waktu berjalan, studio Hole makin terkenal di kalangan musisi. Bisnis itu sempat menyentuh titik kejayaan. Kakak beradik Happy dan Yoppie memutuskan menambah satu studio lagi, letaknya berdekatan.

Manajemen digunakannya sama dengan studio pertama. Semua alat bekas tetapi perawatan sangat baik. "Dulu ramai yang latihan, setiap hari dari pagi sampai sampai malam penuh terus," kenang dia.

Toko musik

Pada 2002, Happy dan Yoppie mengembangkan usaha. Mereka mendirikan toko alat musik, letaknya persis di depan studio rental.

Ide mendirikan toko itu berawal saat musisi lokal di sana sering minta bantuan Happy dan Yoppie mencari alat musik bekas.

Kadang ada musisi jual alat musik kemudian dititipkan di studio itu. Happy dan Yoppie jadi perantara jual beli antar musisi.

"Pemain musik biasanya bertemu di studio saya, mereka saling berkenalan dan menjadi semacam komunitas," ucapnya.

Peluang itu dimanfaatkan Happy dan Yoppie. Mereka membangun ruangan untuk toko. Di sana hanya dipasang etalase dan gantungan tempat memajang gitar. Awalnya hanya ada satu gitar, dan beberapa alat efek.

Bisnis kakak-beradik itu kembali diterima pasar. Transaksi jual beli alat musik bekas di sana lancar. Sekitar 2003 sampai 2006 transaksi per hari bisa mencapai belasan juta rupiah.

"Dari luar kota juga ada yang sengaja datang ke sini untuk mencari alat musik bekas," imbuhnya.

Bisnis semakin menjanjikan, mereka tidak hanya menjual alat musik bekas. Happy dan Yoppie menjual alat musik baru buatan lokal Bandung.

"Kalau ampli biasanya merek Prince, ada juga Russel. Kalau gitar ada SGR ada Samick. Kalau drum biasanya merek Santa Fee dan sebagainya," tutur Happy.

Banyak pesaing

Sekitar 2007 bisnis toko alat musik bekas dan studio rental menjamur di Kota Kembang. Ditambah tren musik mulai menurun. Akibatnya, usaha milik Happy dan Yoppie mulai meredup.

"Peyebab pastinya tidak tahu, mungkin juga akibat daya beli berkurang," terang dia.

Happy menduga, saat ini minat warga Bandung terhadap musik sudah tidak seramai dulu. Perkiraan itu terlihat dari jumlah band datang latihan di studio mereka. Acara musik di Kota Kembang juga tidak seramai dulu.

"Kalau dulu studio tidak pernah kosong. Kalau sekarang sehari ada dua band latihan terbilang banyak," ucapnya.

Begitu juga dengan toko alat musik, setiap hari tidak sampai lima kali transaksi. Barang yang dibeli juga hanya aksesoris.

"Kadang-kadang sehari tidak ada sama sekali transaksi, terutama barang besar seperti gitar, apalagi drum," terang Happy.

Karena kondisi tersebut, Yoppie memilih buka toko sendiri. Meski demikian, Happy tetap bertahan dengan kondisi yang ada karena bisnis tersebut berawal dari hobi.

"Namanya juga usaha, dari dulu hidup saya sudah dari sini jadi harus bertahan terus. Kalau bagi saya yang penting bisa menghidupi keluarga," ucap dia. (ita)

(rn/rn)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Inspiratory Section