1. HOME
    2. INSPIRATORY
FASHION

Bangun JakCloth, Ucok Untung Miliaran Rupiah per Event

By Dian Rosalina 4 Mei 2016 15:08
Kritik Pedas Hingga Diboikot oleh Beberapa Clothing Line

Melaksanakan sebuah acara besar yang selalu sukses setiap tahunnya ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan. Diperlukan proses yang panjang dan saling percaya antar tenant yang mengikuti acara tersebut. Itulah yang dirasakan Ucok.

Mendapat kepercayaan dari setiap tenant distro atau clothing line untuk mengikuti sebuah acara yang belum pernah diadakan itu ternyata sulit. Mengenang masa-masa itu, Ucok bercerita waktu itu ada beberapa brand yang cukup dekat dengannya, ketika ia mengutarakan niat tersebut ternyata mereka sangat bersemangat.

Namun pada 2009 saat itu, belum banyak yang tahu apa itu distro karena masih sangat awam. Biasanya masyarakat lebih memilih departement store sebagai destinasi berbelanja mereka.

"Waktu mulai untungnya cukup lancar, dan hasil penjualannya pun bagus di tiap booth. Malah 2010, para distro tersebut terpecah menjadi dua kubu. Yang satu kubu mendukung JakCloth dan yang satu lagi yang tidak," kata Ucok kepada Money.id.

Agar distro lebih dikenal oleh masyarakat, Ucok berniat membuat sebuah asosiasi yang tujuannya untuk bersosialisasi memperkenalkan acara tersebut. Namun ternyata pembentukan asosisasi itu berujung terpecah belahnya brand-brand distro.

Bahkan pria berumur 41 tahun tersebut dikritik habis-habisan saat mengadakan JakCloth pada 2010 di media sosial. Sebab, dari 150 booth, distro yang mengikuti JakCloth hanya 90 booth dan sisanya diberikan kepada pebisnis makanan.

Dari situlah Ucok menyadari adanya boikot yang dilakukan oleh beberapa brand lokal yang tidak setuju dengan sistem JakCloth pada saat itu. Mereka yang kontra terhadap Ucok memilih untuk membuat acara yang serupa seperti JakCloth.

Namun masa-masa sulit itu tidak membuat para brand yang pro kepadanya larut dalam masalah. Saat Ucok mengadakan JakCloth di akhir 2010 tanpa bantuan asosiasi, ternyata semua booth yang tersedia sold out.

"JakCloth Lebaran malah lebih lucu lagi, 2013 itu saya belum punya toko. Banyak juga teman-teman yang belum punya toko, setelah itu saya pikir coba deh buat mini Jakcloth Lebaran di Gandaria City sekitar 80 booth."

"Rata-rata mereka tidak punya toko, ternyata sukses. Begitu kami mau buka untuk Lebaran lagi dengan spot yang sama ternyata kapasitas yang berminat ikut melebihi kuota sekitar 150 brand, akhirnya kami pindah ke Senayan lagi dan lebih banyak yang ikut," ujar Ucok sambil sesekali tertawa mengenang.

Hal terdahulu membuat ayah anak dua itu belajar dari kesalahan. Kini dia hanya fokus terhadap bagaimana mempertahankan dan tetap fokus dengan tagline mereka sebagai pameran clothing line terbesar se-Asia Tenggara. (poy)

(dr/dr)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Inspiratory Section