1. HOME
    2. FRESH
FRESH

Terlena 'Balada' Komunitas Seni Taman Suropati

"Selagi masih ingin belajar, ayo belajar bareng dan berbagi."

By Stella Maris 8 April 2016 14:15
KBM di Kota Seni Suropati (Facebook/Qwo Guitar)

Money.id - Di tengah mereka yang berlarian di perlintasan taman rindang yang terletak di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, setiap Minggu siang, ada sekelompok orang tengah asyik. Mereka adalah Komunitas Seni Taman Suropati.

Komunitas yang biasa disebut Kota Seni Suropati itu berdiri sejak 2007 dan kerap berbagi ilmu seputar seni rupa, musik, dan sastra. Mereka yang belajar bersama komunitas ini terlihat asyik berinteraksi.

Instrumen alat musik kesukaan, seperti gitar, biola, cello, dan saksofon beriringan memainkan lagu. Koordinator Divisi Musik, Denmay Youry menjelaskan selain alat musik ada pula kelas vokal dan menyeni mural, lukis kaca, sketch, bahkan cukil.

(Salah satu guru di Kota Seni/Instagram)

"Jadi kami di sini ada dua divisi, musik dan senirupa. Ada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang dimulai rutin setiap hari Minggu jam dua siang sampai selesai," kata Youry saat berbincang dengan Money.id, Jumat 8 April 2016.

Sejak awal didirikan, komunitas ini memiliki sekitar 80 anggota dari semua divisi, dengan tenaga pengajar kurang lebih ada 10 orang. Secara sukarela mereka siap berbagi ilmu.

Pertanyaan dari A sampai Z siap dijawab. Bakat yang dimiliki setiap anggota, siap diasah. Tujuannya tak lain untuk menghidupkan sekaligus menggerakan semua hal yang berkaitan dengan seni.

(Kota Seni di Urban Fest-Facebook/Qwo Guitar)

Namun ternyata tujuan itu tak dimaksudkan mencari keuntungan sendiri. Ya meski sudah berbadan hukum dan menjadi yayasan, Kota Seni Suropati menjalankan roda organisasinya dengan biaya seadanya.

Uang kas dikumpulkan dari sumbangan para anggota, donatur, dan aksi unjuk gigi mereka di sejumlah tempat. "Nantinya sumbangan tersebut diputar untuk kegiatan. Kalau ada dana lebih, untuk tambah alat keperluan KBM," jelas Youry.

Evaluasi
Youry menjelaskan, mereka yang ikut dalam komunitas ini berasal dari berbagai profesi, mulai dari anak-anak hingga para pekerja kantoran. Bahkan ada pula dari pengamen jalanan.

Rentang usia dari enam tahun dan tak terbatas. "Selagi masih ingin belajar, ayo belajar bareng dan berbagi. Enggak ada batasan usia, diatas 30 tahun juga ada," katanya.

Usai mengikuti KBM selama empat bulan, mereka akan menerima evaluasi. Namun bukan penilaian baik atau buruk, benar atau salah.

"Evaluasi ini untuk menampilkan kemampuan mereka selama belajar dan keberanian mereka tampil di depan umum. Biasanya evaluasi dilakukan di taman (Suropati) atau di gedung."

Next: Aksi 'unjuk gigi' di taman dan gedung dengan dana swadaya...

 

 

 

 

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Fresh Section