Money.id - Banyak cara untuk menyebuhkan penyakit dalam tubuh. Baik dengan melakukan terapi ataupun meminum obat-obatan. Saat ini banyak jenis terapi yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

Salah satunya Terapi Oksigen Hiperbarik yang dapat menyembuhkan berbagai penyembuhan luka bermasalah seperti luka diabetes, luka bakar, dan luka infeksi serius lainnya. Terapi ini juga dapat membantu penyembuhan patah tulang, masalah gangguan pendengaran, masalah gangguan saraf dan stroke.

Foto: bethsaidahospitals.com

Di beberapa negara, terapi ini juga terbukti efektif memperbaiki kondisi otak yang rendah akan oksigen dan tingginya faktor inflamasi seperti yang terjadi pada penderita autisme.

Terapi ini juga dapat membantu tubuh manusia yang kekurangan oksigen akibat bertambahnya usia, hal ini dapat membuat tubuh kembali bugar dan bagi wanita dapat membantu memelihara kecantikan. Seperti dilansir dalam laman bethsaidahospitals.com, berikut beberapa pertanyaan yang muncul mengenai Terapi Oksigen Hiperbarik:

Apa itu Terapi Oksigen Hiperbarik ?
Terapi medis dengan cara memberikan oksigen oksigen murni kepada pasien yang sudah berada dalam ruangan (chamber) bertekanan tinggi dengan tujuan meningkatkan kadar oksiegn dalam darah, plasma dan jaringan.

Bagaimana mekanisme kerjanya?
Sesuai dengan prinsip dasar fisika bahwa jika kita menghirup oksigen murni dalam ruangan bertekanan tinggi akan meningkatkan kelarutan oksigen dalam darah plasma dan jaringan tubuh kita. Sehingga merangsang pembentukan sel-sel dan jaringan baru pada tubuh kita lebih cepat.

Apa ada larangan bagi kondisi pasien tertentu?
Terapi ini tidak boleh, bagi orang dengan riwayat memiliki kelainan pada paru tertentu, infeksi saluran nafas atas, dan beberapa kondisi medis tertentu. Jika dipaksakan akan menyebabkan pasien kesulitan menyesuaikan diri dalam ruangan hiperbarik. Sebaiknya sebelum melakukan terapi ini konsultasi terlebih dahulu dengan dokter hiperbarik.

Apa efek samping dari terapi ini?
Efek samping yang biasa terjadi adalah Baro Trauma (sakit pada telinga) yang diakibatkan ketidakmampuan pasien menyesuaikan tekanan dalam ruang hiperbarik dan keracunan oksigen yang disebabkan bernafas yang tidak semestinya dalam ruang hiperbarik. (ita)