1. HOME
  2. FRESH
FRESH

Dapat Ilmu dari Kakak, Pipit Sukses Bangun Usaha Rias Pengantin

Setiap bulannya "Cagar Budaya" mendapatkan keuntungan hingga Rp50 juta.

By Azalia Amadea 9 Februari 2016 15:45
Ilustrasi riasan karya Pipit (Azalia Amadea/Money.id)

Money.id - Merias pengantin tidak semudah menjalankan tutorial make up yang dapat dilihat di Youtube. Terlebih di Indonesia yang memiliki ragam budaya juga ragam pakaian adat pengantin khas daerah.

Tak hanya itu, dalam merias pengantin tradisional khususnya para perias membutuhkan kursus dan sertifikat ahli yang diakui negara. Karena dalam merias pengantin tradisional, setiap goresan di wajah memiliki filosofi.

Namun seiring kebutuhan wanita akan belajar merias diri sendiri tersebut, ternyata keahlian merias juga dapat mendatangkan pundi-pundi rupiah.

Salah satunya Nurul Fitria Rozi atau Pipit yang telah mempelajari merias pengantin sejak tahun 2002 saat usianya menginjak 18 tahun. Pipit sukses membangun usaha rias pengantin.

Usaha rias pengantin "Cagar Budaya," itu awalnya dirintis oleh kakak kandungnya Yayan Royanah sejak tahun 1990.

"Saat itu saya didesak kakak, karena kakak tidak ada yang ngebantuin. Mau tidak mau saya ikut terjun, kasihan sama kakak yang mengurus usahanya sendiri. Dari situ saya mulai tertarik sama make up," kata Pipit kepada Money.id di Jakarta, Selasa 9 Februari 2016.

Pipit pertama kali belajar merias melalui kakaknya. Dari situ perlahan dia memperdalam ilmu merias dengan belajar bersama rekan kakaknya, Rais.

Agar keahliannya dapat diakui, ia mulai mengambil beberapa ujian tata rias. Modal sekitar Rp20 juta dipakainya untuk membeli alat-alat make up dan membuat baju pengantin. 

"Awalnya belajar merias malas-malasan karena tidak bisa. Apalagi untuk urusan menyanggul, karena pertama kali jadi ya susah. Tetapi karena gemblengan kakak dan sambil diajak kakak untuk terjun langsung ke lapangan lama kelamaan terbiasa," kata ibu dari satu anak tersebut.

Pipit menyajikan riasan pengantin dari wajah, sanggul hingga pakaian dengan konsep tradisional, modern, maupun bridal.

Tak hanya itu, untuk mengembangkan usahanya tersebut Pipit juga belajar tata dekorasi pelaminan dan desain baju pengantin.

Sehingga saat ini usahanya tersebut dapat dikatakan sudah berkembang menjadi wedding organizer.

Untuk riasan dan pakaian pengantin dikenakan biaya  Rp3 juta sepasangnya. Sedangkan untuk tiga kali ganti baju Rp8 juta.

Untuk dekorasi pelaminan mulai Rp1,5 juta-Rp15 juta. Pipit juga menyediakan harga paketan yaitu harga paket untuk mengadakan pesta pernikahan di rumah dari harga Rp8 jutaan-Rp18 jutaan.

Untuk paket rumahan tersebut calon pengantin mendapatkan fasilitas dekorasi tenda 50 meter, kursi futura 100 buah, pelaminan dengan lebar 3-5 meter, riasan pengantin dengan tiga baju, empat pasang baju untuk penerima tamu, dua pasang baju untuk orang tua, serta riasan kamar pengantin.

Selain itu, calon pengantin juga mendapatkan prasmanan satu set, dengan 200 buah piring makan, alat pemanas makanan, meja tamu dan gubuk.

Bagi mereka yang ingin mengadakan pesta pernikahan di gedung akan dikenakan biaya tambahan, atau pengantin dapat menyewanya sendiri.

Kebanyakan riasan favorit klien dari Pipit adalah adat Jawa, Sunda, Betawi, Padang, Palembang, Batak, Aceh, modern, dan bridal.

Promosi yang dilakukan Pipit akebanyakan dari mulut ke mulut, namun juga melalui media sosial dan brosur. Setiap bulannya "Cagar Budaya" mendapatkan keuntungan hingga Rp50 juta.

"Untuk menjalani usaha WO ini tipsnya harus jujur dan menjalani dengan fokus 100 persen, serta tentunya belajar dan belajar. Jangan lupa untuk selalu menjalin silaturahmi dengan teman-teman dan vendor-vendor lain agar dapat saling bekerjasama," kata wanita berusia 31 tahun tersebut.

Pipit berharap usahanya terus berkembang dengan baik, semakin dikenal banyak orang, dan para kliennya puas dengan apa yang ia kerjakan. (poy)

 

 

(aa/aa)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Fresh Section