"Dampak jangka panjang akan berujung pada berbagai penyakit kronis saat dewasa..."
By Stella Maris 24 Agustus 2016 10:41Money.id - Data Riset Kesehatan Dasar (Riseksdas) pada 2014 menunjukkan jumlah anak obesitas di Indonesia, diperkirakan mencapai 13 persen atau naik tiga kali lipat sejak 2000. Namun penyebabnya tak hanya disebabkan oleh makanan saja.
"Kecenderungan anak kelebihan berat badan karena kurang gerak atau melakukan sendentary life lebih dari tiga jam sehari," ujar Spesialis Kedokteran Olahraga dan pemerhati kebugaran anak, dr. Indarti Soekotjo, SpKO dalam acara Diskusi Forum Ngobras, Selasa 23 Agustus 2016.
Kurang gerak, lanjut Indarti disertai snacking tinggi gula, otomatis akan menaikkan berat badan. Oleh karena itu, si kecil semakin malas bergerak, hingga berujung obesitas.
"Sampai pada tingkat kegemukan dapat menurunkan psikologisnya dan mengisolirnya dari pergaulan dengan teman-teman. Dampak jangka panjang akan berujung pada berbagai penyakit kronis saat dewasa, mulai diabetes sampai penyakit jantung," jelas Titi.
Makanan memang merupakan sumber energi utama. Namun makanan tinggi kalori seperti gula dan lemak, tanpa disertai aktivitas fisik menjadi penyebab utama kegemukan anak.
Hal tersebut diperparah oleh kebiasaan anak bergaya hidup diam (sendentary life) di mana anak banyak menghabiskan waktu di depan televisi, komputer, atau bermain gadget. (dwq)
Intip Kado Istimewa Rafathar dari Kuda Poni Hingga Taman Bermain
Agar Dompet Tak Makin 'Tipis', Lakukan Penghematan dengan Cara Ini
Pemerintah Angkat Bicara Soal Rokok Naik Jadi Rp50 Ribu per Bungkus