1. HOME
  2. FRESH
FRESH

Mengulik Sejarah Jam Gadang, Ikon Kota Padang

Ide pembangunan jam Gadang berasal dari Ratu Belanda Wilhelmina.

By Azalia Amadea 9 Desember 2016 09:15
Jam gadang (indonesiakaya.com/ardee)

Money.id - Layaknya Monas bagi Jakarta, Jam Gadang menjadi monumen yang identik dengan Bukittinggi. Bangunan peninggalan era Hindia-Belanda tersebut seakan melekat dengan kota yang dahulu pernah menjadi ibukota Provinsi Sumatera Barat ini.

Meski kini, Bukittinggi tidak lagi menjadi Ibu Kota Sumatera Barat kepopuleran jam gandang tak lantas ikut hanyut tenggelam di dalamnya. Bahkan jam gadang menjadi monumen yang dibanggakan warganya terbukti dengan banyaknya souvenir dari kota tersebut yang bergambarkan jam gadang.

Melansir laman indonesiakaya.com/ardee, Jumat 9 Desember 2016, jam gadang pertama kali didirikan oleh Pemerintahan Hindia-Belanda. Ide pembangunan jam tersebut berasal dari Ratu Belanda Wilhelmina. Jam ini merupakan hadiah bagi sekretaris (controleur) Kota Bukittinggi (Fort de Kock) yang menjabat saat itu, yakni HR Rookmaaker.

Konstruksi bangunan menara jam ini dibangun oleh arsitek asli Minangkabau Jazid Rajo Mangkuto Sutan Gigi Ameh. Pembangunan jam gadang yang menghabisan dana 3.000 gulden tersebut rampung pada 1926.

Monumen setinggi 26 meter itu berada di dalam kawasan Taman Sabai Nan Aluih yang kini dianggap sebagai titik sentral (titik nol) Kota Bukittinggi. Uniknya lagi, konstruksinya tidak menggunakan rangka logam dan semen, melainkan menggunakan campuran batu kapur, putih telur, dan pasir.

Jam gadang memiliki 4 tingkat. Pada tingkat pertama digunakan sebagai ruang petugas. Sedangkan tingkat kedua untuk peletakan bandul pemberat jam, tingkat ketiga untuk mesin jam dan tingkat keempat menjadi puncak dimana lonceng jam ditempatkan.

Selengkapnya baca di sini.

Baca Juga

(aa/aa)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Fresh Section