China melengkapi halaman klenteng, seperti empat turunan sebagai lambang kerukunan keluarga antara kakek, bapak, anak, dan cucu. Kemudian, ada sekitar 200 lampion tergantung di langit klenteng sebagai simbol pembawa harapan.
Di klenteng ini bila ditotal ada 17 meja tempat berdoa yang tersebar luas di berbagai sudut ruangan. Sebelum masuk ke ruang utama tempat berdoa dengan para dewa, ada dua naga melingkar di kedua sisi tembok.
Secara kasat mata, naga tersebut terlihat sama dengan naga lainnya, namun ketika didekati ada yang unik dari naga tersebut, ketika disentuh, tekstur patung itu unik.
"Naga itu berbeda. Naga di sini memiliki sisik yang timbul. Klenteng yang ada di Jakarta tidak ada yang seperti ini," kat Roy.
Di ruang utama berjejer tiga patung dewa, salah satunya Hian Thian Siang Tee yaitu dewa penolong dan pengobatan.
Tak jauh dari ruang utama, di sisi kiri ruangan terlihat area menyerupai kuburan dan di atasnya ada kendi berisi tanah yang di ambil dari makam Raden Surya Kencana.
Dia adalah ahli agama di Gunung Gede, Jawa Barat dan Eyang Jugo dari Gunung Kawi, Jawa Timur.
Sejumput tanah dari makam tersebut diambil sebagai petilasan agar orang tak perlu jauh-jauh ke Gunung Gede bila ingin ziarah.
"Petilasan atau persinggahan sudah ada sejak 50 tahun yang lalu. Belum tentu setiap Klenteng ada seperti ini," kata laki-laki berumur 50 tahun itu. (els)
Intip Kado Istimewa Rafathar dari Kuda Poni Hingga Taman Bermain
Agar Dompet Tak Makin 'Tipis', Lakukan Penghematan dengan Cara Ini
Pemerintah Angkat Bicara Soal Rokok Naik Jadi Rp50 Ribu per Bungkus