Money.id - Bandung merupakan salah satu tujuan utama para warga Jakarta yang ingin melepas penat di akhir pekan karena lokasinya yang relatif dekat dari Ibu Kota. Kota Kembang memang menawarkan sejumlah tempat wisata, mulai dari pusat perbelanjaan hingga wisata alam yang cantik.

Jika sudah puas belanja dan keliling di Bandung, cobalah Anda melipir ke pinggiran. Di sekitaran Bandung, ada beberapa wisata alam yang dijamin bakal memanjakan mata Anda setelah sepekan lelah bekerja di depan komputer. Salah satunya adalah Curug Panganten.

Dalam bahasa Sunda, curug itu berarti 'air terjun'. Nah, Curug Panganten ini berada sekitar 7 kilometer (km) dari Kota Cimahi.

Jika tertarik ingin mengunjungi tempat ini, Anda tinggal mengambil arah ke Kota Cimahi. Dari situ, kemudian cari arah ke jalan ke Parongpong, Bandung Barat.

Curug ini berada di ujung jalan dari perumahan dan wisata alam Katumiri Parongpong. Tepatnya di Desa Padaasih, Cisarua.

Akses jalan dari perumahan menuju lokasi curug sekitar 2 km dengan melewati jalan setapak berkelok-kelok cenderung menurun dan berbatu. Anda perlu berhati-hati karena di musim hujan, jalanan cenderung licin.

Tapi, yakinlah, 'perjuangan' Anda melalui medan berat itu segera terbayar. Pemandangan dua air terjun--yang kerap disebut warga setempat sebagai sepasang pengantin--diselimuti hijaunya pepohonan yang masih alami, menanti Anda. Udara yang sejuk ditambah pemandangan alam yang asri niscaya mengusir semua kepenatan.

Legenda
Bagi sebagian orang, nama curug ini memang bikin penasaran. Panganten adalah bahasa Sunda yang berarti pengantin. Apakah curug ini berhubungan dengan cerita pengantin?

Ya. Sebelumnya, curug ini dikenal dengan nama Curug Manglayang. Namun, karena satu peristiwa yang menjadi kepercayaan masyarakat setempat, curug itu berganti nama seperti sekarang.

Konon, dulu pernah ada sepasang pengantin yang tewas mengenaskan di curug ini. Ada dua versi legenda yang membalut keindahan alam Curug Panganten ini, demikian dikutip dari laman disbudparkbb.id.

Pertama, sebagian warga setempat percaya bahwa pengantin itu tewas bunuh diri. Namun, versi lain menyebut, pengantin itu tidak bunuh diri, melainkan tewas terseret arus deras curug.

Sepasang pengantin itu hanyut saat menyusuri aliran air curug dan jasadnya tidak diketemukan. Nama curug inipun diganti menjadi Curug Panganten.

 Baca juga:

Legenda "Nyi Roro Kidul" dan Kamar 308 di Samudra Beach Hotel

Heboh Kantong Kresek Pembungkus Tas Hermes Syahrini

Mau Jadi Artis? Daftar Manajemen Indra Bekti, Ini Caranya

Wow, Minimarket Ini Buka 24 Jam Tanpa Pegawai