1. HOME
  2. FRESH
IMLEK

Filosofi di Balik Lampu Lampion

Orang Tionghoa percaya bahwa itu memiliki makna yang baik untuk hidup. Mengapa?

By Rizki Astuti 2 Februari 2016 10:24
Lampu Lampion (Dwi Narwoko/Money.id)

Money.id - Perayaan Imlek identik dengan berbagai pernak-pernik unik berwarna merah. Mulai dari makanan, lampu lampion, angpau, lilin hingga busana cheongsam.

Menurut Pak Roy, selaku anggota pengurus Klenteng Hian Tian Siang Tee, pernak-pernik tersebut tersimpan makna untuk orang Tionghoa. Seperti lampu lampion yang memiliki filosofi sebagai penerang.

Sudah menjadi tradisi lampion dipajang di rumah-rumah atau perkarangan atau tempat umum misalnya di taman, kebun, dan bahkan lorong-lorong.

"Lampion itu penerang untuk yang membutuhkan, dan juga sinar rezeki," kata Roy yang ditemui Money.id di Klenteng Hian Tian Siang Tee, Palmerah, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu.

Lampion, konon berasal dari zaman dinasti Xi Han (tahun 206 SM – 9 M) kira-kira 1800 tahun yang lalu. Dalam perkembangannya, lampion digambari dan dihiasi ornamen unik, dan huruf-huruf kaligrafi.

Lampion ada yang terbuat mulai dari kertas, kain, kulit binatang, hingga bordiran kain sutra.

Lampion yang menghiasi klenteng pun serupa dengan yang lain. Namun jika didekati dibawah lampion tersebut terdapat sebuah kertas putih yang ditulis dengan nama orang atau perusahaan.

Orang Tionghoa percaya bahwa itu memiliki makna yang baik untuk hidup. Bahkan nama orang yang sudah tiada bisa ditulis di bawah lampion itu.

"Kalau nama orang yang sudah almarhum, bisanya lampion ini dipasang oleh keluarga mereka. Karena sudah berbeda alam, almarhum juga butuh penerang," ujar Roy.

Lampion tersebut pun dijual dengan harga beragam. Semakin besar bentuk lampion itu semakin mahal harganya. Mulai dari Rp400 ribu dengan besar yang standart sampai Rp1 juta.

"Kalau yang besar lagi itu beda lagi. Lampion ini kan seperti menyisihkan rezeki kita sedikit. Jadi saat kita berbuat baik, hasilnya juga baik," kata laki-laki berumur 50 tahun ini.

Letak lampion dalam klenteng juga unik. Orang Tionghoa mempunyai dua lampion yang akan digantung, boleh berdampingan. Konon katanya lebih baik berseberangan antara sisi satu dan yang lain.

"Lebih baik itu saja yang saya tahu. Lampion di sini terus bertambah. Yang lama juga tetap ada di sini, jadi saat lampunya rusak itu kita ganti," ucap Roy.

Lampion yang ada di Klenteng Hian Tian Siang Tee ini sudah ada lebih dari 200 buah, dan akan terus bertambah sesuai dengan permintaan. (poy)

(ra/ra)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Fresh Section