1. HOME
  2. FRESH
KANKER

Benarkah Bedak Johnson & Johnson Memicu Kanker?

American Cancer Society menilai ada kemungkinan hal ini terjadi karena kesalahan pada proses pemakaian bedak.

By Adhi 27 Februari 2016 13:33
Baby Powder Johnson & Johnson (youtube.com)

Money.id - Produsen produk perawatan tubuh, Johnson & Johnson, kalah setelah digugat di pengadilan oleh konsumennya. Dua produk bedak buatan perusahaan asal Amerika Serikat ini, Baby Powder dan Shower to Shower, diduga telah memicu kematian seorang wanita bernama Jackie Fox yang terserang kanker ovarium.

Pengadilan St Louis, Negara Bagian Missouri pun menjatuhkan denda ganti rugi senilai US$72 juta atau setara lebih dari Rp967miliar.

Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah benar bedak dapat menyebabkan kanker?

Pengadilan AS Kuatkan Bukti Bedak Johnson & Johnson Picu Kanker

Menurut penjelasan yang dikutip dari laman Vogue, bedak adalah mineral yang terbuat dari magnesium, silikon dan oksigen dalam bentuk alami.

Namun begitu, terdapat fakta yang menunjukkan bahwa sejumlah produk bedak mengandung abses dan karsinogen. Zat abses dan karsinogen menurut hasil penelitian Badan Internasional Penelitian Kanker (IARC) diyakini dapat memicu kanker paru-paru bila terhirup secara terus menerus.

Akan tetapi, terhitung sejak 1970 data American Cancer Society mengungkapkan bahwa peredaran produk bedak yang mengandung abses dan karsinogen sudah jauh berkurang. Sejauh ini pun belum pernah tercatat adanya aduan konsumen terkait produk bedak ataupun kosmetik yang memicu kanker paru-paru.

Sementara untuk kasus bedak Johnson & Johnson yang diduga memicu kanker ovarium, American Cancer Society menilai ada kemungkinan hal ini terjadi karena kesalahan pada proses pemakaian bedak.

Seperti yang dijelaskan laman Telegraph, sang korban memakai bedak Baby Powder dan Shower to Shower di bagian intim kewanitaannya. American Cancer Society menilai partikel kecil mineral yang terkandung di dalam bedak mungkin saja masuk ke dalam ovarium dan menyulut jaringan yang dapat mendorong pertumbuhan kanker.

"Bukti ini masih lemah," jelas Sarah Temkin M.D., seorang ahli onkologi ginekologi di Johns Hopkins University yang mengkhususkan diri di bidang kanker ovarium.

Walau begitu, Badan Internasional Penelitian Kanker (IARC) mengatakan bahwa bedak saat ini memang "tidak diklasifikasikan sebagai carcinogenicity (pemicu kanker)" ketika dihirup. Tapi ketika digunakan pada bagian vital tubuh manusia seperti wilayah keintiman, kemungkinan besar memiliki hubungan dengan kanker, terutama ovarium.

Hal tersebut diperkuat dengan hasil penelitian Daniel W. Cramer M.D. yang terbitkan pada 1982. Cramer menyebutkan bahwa penggunaan jenis produk bedak pada bagian tubuh tertentu secara konstan tanpa rekomendasi dokter dapat membahayakan, khususnya memicu kanker bagi seseorang yang memiliki potensi kanker.

Selain pada oragn-organ vital, bedak juga tidak disarankan untuk dipakaikan kepada bayi. Para peneliti meyakini bahwa kulit bayi sudah sangat sempurna dan tidak memerlukan pelembab.

(a/a)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Fresh Section