Kini Kota Seni Suropati bukan hanya komunitas, tapi sudah menjadi yayasan dan berbadan hukum. Namun menyoal pendanaan, mereka masih mengandalkan swadaya.

Dana yang didapatkan dari iuran bulanan dan orang tua anggota, selain masuk kas, juga digunakan untuk membeli kebutuhan KBM.

"Jadi sumbangan dari yang belajar, diputar untuk kegiatan. Nanti kalua ada dana lebih akan beli tambahan alat musik. Kami juga beli bangku untuk mereka yang belajar di taman, juga untuk evaluasi (pameran dan konser musik per empat bulan)," jelas Youry.

Dari Mana Tenaga Pengajar?

Youry menjelaskan, tenaga pengajar alias guru dalam KBM di setiap divisi adalah mereka yang bergelut di dunia seni. Mereka umumnya, sudah bergabung dengan Kota Seni Suropati sejak lama.

"Kami punya 10 orang guru di divisi seni musik dan seni rupa ada sekitar 6 orang," jelas pria yang juga menjadi guru di divisi seni musik itu.

Saat ditanyakan apakah mereka yang menjadi guru dibayar oleh komunitas ini, Youry menegaskan kalau mereka berkegiatan sosial.

"Kami kerja sosial dan enggak mengharapkan materi. Kalau pun ada bayaran untuk guru, kami hanya memberikannya sebagai pengganti transportasi, sekitar Rp100-150 ribu per bulannya," ujarnya. (dwq)

(sm/sm)