1. HOME
  2. FOODILICIOUS
MONEY TUESDAY

Rivalitas Dunkin Donuts dan J.Co di Indonesia

Dunkin Donuts asal Amerika Serikat dan J.Co berasal dari Indonesia.

By Rohimat Nurbaya 19 Januari 2016 19:05
J.Co Donuts dan Dunkin Donuts (burpple.com/growlermag.com)

Money.id - Kue donat merupakan camilan yang sudah tidak asing di lidah masyarakat Indonesia. Tidak diketahui secara pasti darimana makanan yang umumnya berbentuk bulat itu berasal.

Ada beberapa pendapat tentang asal usul kue donat, salah satunya menyebutkan donat dibawa ke Amerika Utara oleh para imigran dari Belanda. Awalnya orang-orang bule menjadikan donat sebagai makanan penutup.

Di Indonesia kue donat sudah dikenal lama dan sudah memasyarakat, saat itu donat di Tanah Air hanya dilumuri dengan tepung gula. 

Sekitar 1990 an ada ritel asal Amerika Serikat bernama Dunkin Donuts yang memperkenalkan kue donut dengan bentuk lebih ekslusif di Indonesia. Saat itu kue yang umumnya berbentuk bulat tersebut lebih banyak dijual di mall.

Harga ditawarkan pun lebih mahal dari donat pada umumnya yang ada di Indonesia. Kemudian kue donat yang ditawarkan pun lebih beragam rasanya dan lebih bervariasi, sehingga franchise Dunkin Donuts lebih berkembang di Indonesia.

Dunkin Donuts (restaurantnews.com)

Selama puluhan tahun Dunkin Donuts ada di hati masyarakat Indonesia. Meski harganya relatif mahal namun masih pas di kantong masyarakat Indonesia. Posisinya tidak tergoyahkan dan belum ada pesaing sama sekali.

Di Amerika, Dunkin Donuts sudah ada sejak 1950. Waralaba tersebut didirikan oleh William Rosenberg di Quincy, Massachusetts. Dunkin Donuts sekarang ini merupakan restoran donat terbesar di dunia, dengan hampir 7.000 restoran yang tersebar di 35 negara di dunia.

Disaingi J.Co

Pada 2005 seorang pengusaha asal Indonesia Johnny Andrean mendirikan J.Co Donuts & Coffee. Keberadaannya dianggap menyaingi kedigdayaan Dunkin Donuts. Johnny memilih membuka gerai donat tanpa harus menginduk pada waralaba Amerika. Dia menciptakan donat dengan merek sendiri.

Gerai J.Co Donuts & Coffee pertama dibuka di kawasan Supermal Karawaci, Tangerang, Banten pada 26 Juni 2015. Konsep bisnis gerai donat modern ini mampu menarik perhatian dan minat masyarakat.

Outlet J.Co Donut & Coffee selalu dipadati oleh pengunjung yang penasaran atau ketagihan mencicipi kelezatan donat kelas premium.

Proses pengembangan ide dan inovasi dilakukan selama tiga tahun sebelum gerai pertama dibuka. Dalam kurun waktu tersebut, Johnny terus mengumpulkan riset mengenai gerai donat modern, akhirnya dia menemukan fakta bahwa belum ada 1 pun gerai donat di Indonesia yang memiliki konsep open kitchen.

J.Co Donuts (PhotoBucket)

Dengan mengusung konsep open kitchen tersebut para pelanggan dapat menyaksikan langsung proses pembuatan donat yang higienis serta menggunakan bahan-bahan berkualitas.

Meski diciptakan di Indonesia, seluruh mesin-mesin pembuat donat diimpor dari mancanegara, begitu pula dengan lebih dari 50 persen bahan baku donat.

Johnny memilih untuk mengimpor bahan baku tersebut dari negara-negara penghasil komoditi terbaik demi menjaga kualitas bisnis donatnya.

Misalnya coklat yang diimpor langsung dari Belgia, susu yang diimpor dari Selandia Baru. Sementara untuk urusan bubuk kopi juga diimpor dari Costa Rica sebagai salah satu penghasil kopi terbaik di dunia.

Keberhasilan J.Co Donut & Coffee kemudian mengiringi pembukaan gerai-gerai J.Co Donut & Coffee di daerah lainnya, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Makasar dan Pekanbaru.

Dalam waktu 1 tahun saja, J.Co Donut & Coffee sudah berhasil membuka 16 gerai dengan jumlah karyawan gerai mencapai 450 orang.

Pada 2007, J.Co Donut & Coffee bahkan sudah mengupayakan go internasional dengan beberapa negara tujuan seperti Singapura, Australia dan Hongkong.

Poling online

Seiring dengan banyaknya gerai yang buka, pecinta kuliner berbentuk bulat dan memiliki rasa manis itu beralih dari Dunkin Donuts ke J.Co Donut & Coffee. Bahkan para penggemar kue donat melakukan poling soal rasa di forum Kaskus.

Dari hasil tersebut diperoleh 19 persen konsumen memilih Dunkin Donuts, kemudian 58 persen memilih J.Co dan 22 persen lainnya mengaku suka dua-duanya.

Banyak komentar berdatangan dari para netizen, ada yang menyebutkan J.Co lebih enak, namun ada juga menyebut J.Co terlalu manis dan lebih memilih Dunkin Donuts.

J.Co Donuts dan Dunkin Donuts (www.opensnap.com/aucklandairport.co.nz)

Dalam poling tersebut ada juga netizen yang menyinggung soal higienis dan tidaknya produk. Pengguna Kaskus dengan akun malvin_as menyebut J.Co tidak menggunakan bahan pengawet.

"JCO kalau gak habis itu nggak di besokin lagi, melainkan dibawa pulang sama karyawannya atau di kasihin ke siapa aja yang mau, berarti kan gak pake pengawet," tulisnya.

Selain masalah kehigienisan, netizen tersebut menyinggung soal rasa. Dia lebih memuji J.co. "Kalau Dunkin Donuts ane kurang suka terlalu keras teksture donatnya, gak selembut JCO," tulisnya lagi.

Namun beda lagi dengan pengguna Kaskus dengan akun Palma1381. Dia mengaku lebis suka Dunkin Donuts, pasalnya bentuknya lebih besar.

"Dunkin dong jelas, lebih berasa donatnya. Kalau J.Co abis di gigit langsung kempes," tulis dia.

(rn/rn)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Foodilicious Section