1. HOME
  2. FOODILICIOUS
IBADAH HAJI

Menguak Rahasia Dapur Catering Jemaah Haji Indonesia di Mekkah

Al Hussam dikontrak untuk menyediakan konsumsi untuk sekitar 25.000 jemaah haji Indonesia.

By Adhi 22 Agustus 2016 17:55
Direktur Operasional Al Hussam Hendra Amier menunjukkan dapur Al Husam (kemenag.go.id)

Money.id - Untuk tahun 2016 ini, Indonesia kebagian kuota jemaah haji berjumlah 168.800. Jumlah ini terdiri dari kuota haji reguler (155.200) dan kuota haji khusus (13.600). 

Ya, tiap tahunnya ratusan ribu jemaah haji Indonesia berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah. Tentunya, butuh perencanaan yang matang dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) agar bisa memberikan akomodasi yang layak bagi seluruh jemaah. Terutama untuk urusan makanan.

Lalu, sebenarnya bagaimana cerita di balik ketersediaan catering bagi jemaah haji Indonesia? 

Namanya Al Hussam. Perusahaan ini merupakan salah satu dari dua puluh tiga penyedia katering yang telah dikontrak Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. Tidak tanggung-tanggung, Al Hussam dikontrak untuk menyediakan konsumsi untuk sekitar 25.000 pax pada puncak kehadiran jemaah haji Indonesia di Mekkah.

Lokasi dapur Al Hussam berada di pusat kota Makkah, berjarak sekitar 20 menit dari kantor Daerah Kerja Mekkah di Syisyah.

Direktur Operasional Al Hussam adalah seorang warga negara Indonesia (WNI) bernama Hendra Amier. Bersama rekannya, Hadi, sebagai admin kitchen, mereka bertanggung jawab atas proses produksi di dapur Al Hussam. Mulai dari divisi bakery, penyimpanan bahan baku, pemotongan, pembersihan, masak, sampai pengepakan dan distribusi ke truk pengangkut.

"Tahun lalu, PPIH memberikan penilaian terhadap perusahaan penyedia katering jemaah haji Indonesia, dan kita menjadi juara pertama. Manajernya juga dapat juara satu," kata Hendra kepada Media Center Haji (MCH) Kementerian Agama, dikutip dari laman Kemenag.go.id, Senin 22 Agustus 2016.

Meski demikian, Hendra mengaku kalau untuk mendapatkan kontrak penyedia katering pada tahun ini, pihaknya harus tetap mengikuti prosedur baku sesuai aturan dan kriteria yang telah ditetapkan. Bahkan, tahun ini persyaratan yang ditetapakan jauh lebih ketat.

"Pihak PPIH sampai memastikan siapa pemilik dapur agar tidak terjadi percaloan. Semua dilakukan sesuai standar, meski kita juara tahun lalu," terangnya.

Tahun ini, Al Hussam mendapat jatah membagikan konsumsi untuk jemaah di 34 lokasi pemondokan. Ada 29 pemondokan di sektor enam dan lima pemondokan di sektor lima.

"Kita juga melayani jemaah dari Maroko, Pakistan dan negara-negara lainnya. Sehari rata-rata kapasitas produksi konsumi kami mencapai 60 ribu pax," terang pria lulusan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung tersebut

Tak hanya beroperasi pada musim haji, Al Hussam juga berjalan pada musim umrah. Mereka melayani pemesanan jemaah negara tertentu sampai memasukkan katering untuk hotel.

Harus Dimasak Orang Indonesia

Hendra mengungkapkan, Kementerian Agama mewajibkan semua perusahaan katering menggunakan koki dari Indonesia agar menjaga cita rasa yang pas dengan lidah para jemaah.

Di Al Hussam, Hendra memaparkan, ada 6 chef dari Indonesia. Semua adalah orang-orang yang dikenal baik oleh Hendra dan pernah bekerja sama di Indonesia. Ada juga pekerja Indonesia lain sebagai bagian dari tim pemasak.

Hendra juga merekrut beberapa pekerja Indonesia di Arab Saudi yang memiliki izin tinggal, untuk membantu di bagian distribusi. Total dijumlah ada lebih dari 100 WNI di Al Hussam.

"Total kita ada 150 orang produksi. Di dalam ada 60 orang, di luar 50 orang. Sisanya driver, logistik. Mereka bekerja pada musim haji ini 12 jam, dua shift," terangnya.

"Kita mesti berbangga menjadi pelayan dluyufur-Rahman. Mesti berbangga karena Allah memilih kita. Maka harus berikan yang terbaik," kisah Hendra membeberkan jurusnya memotivasi karyawan.

Sejak berdiri 30 tahun lalu, Al Hussam sebetulnya sudah melayani katering jemaah haji. Namun baru dua tahun ini ada sentuhan modern dengan sistem perencanaan lebih baik dan peralatan masak yang lebih modern. Mereka juga diawasi ketat oleh pemerintah Arab Saudi terkait sanitasi, kebersihan, dan masalah kualitas makanan.

Ke depan, Al Hussam terus bertekad memperbaiki layanan katering pada jemaah haji Indonesia. Saat ini, dia merasa belum bisa memberikan yang terbaik untuk jemaah haji Indonesia, terutama soal rasa, karena bumbu yang masih kurang pas.

"Tahun lalu, rasanya kami baru memberikan makanan layak makan, bukan enak makan. Tahun ini berusaha agar bisa lebih mendekati rasa. Tahun depan, harapannya bisa kembali ke 90% rasa Indonesia," tutur Hendra.

(a/a)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Foodilicious Section