1. HOME
    2. FOODILICIOUS
FOOD

Alasan 7 Alumni ITB Ini Tak Malu Bisnis Warteg

"Kita membuka usaha ini karena tujuan utama kami, ingin anak muda tidak malu makan di warteg apalagi sampai update di path."

By Azalia Amadea 25 Mei 2016 17:10
Warteg Gaspoll, Jakarta (Money.id/Dwi Narwoko)

Money.id - Di Jakarta untuk menemukan warteg atau warung tegal sangatlah mudah. Tapi warteg yang satu ini berbeda dengan warteg pinggir jalan lainnya. Warteg Gaspoll adalah sebutan untuk warteg bergaya kekinian yang sengaja dihadirkan untuk menarik minat anak muda agar tak malu bersantap di warteg.

Bisnis warteg ini dibangun oleh tujuh sahabat yang merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung. Setelah ke tujuhnya bekerja di Jakarta selama 3-4 tahun kemudian mereka mencoba peluang berbisnis kuliner.

"Kita sudah punya ide untuk buka bisnis kuliner sejak Februari 2015. Lalu kita develop selama enam bulan dan langsung buka pertama kali di Southbox ini," Ujar Ruhut Mangaradja Lubis, salah satu pemilik Warteg Gaspoll yang ditemui Money.id di Jakarta, akhir pekan lalu.

Ruhut mengaku, saat pertemuan antar tenant Southbox pertama kali mereka sempat ditertawakan karena akan membuka usaha warteg. Sementara tenant lainnya menjual makanan kekinian yang 'fancy'. Tapi mereka lantas tak patah semangat begitu saja untuk tetap berbisnis warteg.

Mereka juga semakin yakin membuka usaha di Southbox karena merasa satu konsep dengan tempat tersebut. Dengan konsep industrial warteg satu ini nampak terlihat kekinian, dan semakin menarik dengan bangunan menggunakan kontainer berwarna hijau.

"Kita membuka usaha ini karena tujuan utama kami ingin anak muda tidak malu makan di warteg, tidak malu juga untuk update di path sedang makan di warteg. Selain itu, kami juga ingin anak muda bangga dengan produk lokal," tambah Viktor, yang juga merupakan pemilik Warteg Gaspoll.

Nama 'Warteg Gaspoll' sendiri tak tercetus begitu saja, mereka sempat ingin menamai warteg mereka dengan nama 'warteg turun mesin'.

Namun, atas dasar ide Fitrah pemilik lainnya yang bertugas mengembangkan menu, saat itu ia tak sengaja menyebut kata 'foot throttle'. Kemudian mereka mengartikannya sebagai kata 'gaspoll'. Ruhut juga berharap bisnis warteg ini dapat berjalan 'gaspoll' sesuai dengan namanya.

Baca Juga

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Foodilicious Section