Money.id - Meneruskan usaha dari orangtua sering menjadi pilihan bagi banyak orang. Tetapi tidak untuk putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka.

Gibran memilih menggeluti bisnis kuliner dibanding meneruskan bisnis mebel dari keluarganya. Padahal suami dari Selvi Ananda ini sudah disiapkan sang ayah untuk mengurus usaha mebelnya.

"Memang dari awal enggak mau meneruskan usaha mebel milik bapak," kata Gibran.

Gibran sendiri memulai bisnisnya selepas kuliah S-1 di Management Development Institute Singapore. Sebelum S-1, ia merampungkan D-3 di University of Technology Insearch, Sydney, Australia.

"Dulu itu sebenarnya setelah lulus D-3 mau langsung kerja, tetapi karena ilmunya kurang langsung lanjut ke S-1," tuturnya.

Gibran memulai bisnisnya pada tahun 2010 dengan merintis bisnis katering Chili Pari. Ihwal alasan memilih bisnis ini karena Gibran melihat ada peluang dari gedung pertemuan Graha Saba Buawana yang hanya disewakan.

"Kalau dilihat dari nilai ekonomisnya, usaha katering lebih banyak mendatangkan keuntungan, daripada hanya menyewakan tempat," ujar dia.

Meski menjadi anak Wali Kota Solo, saat itu, Gibran tidak mau mengandalkan modal dari ayahnya. Ia memilih untuk meminjam uang dari bank.

Ia mengajukan pinjaman kredit kepada empat bank di Solo. Hanya saja saat itu, pengajuannya kredit ditolak bank.

"Ada sekitar tiga atau empat yang menolak. Tetapi, akhirnya ada bank yang mau mengucurkan pinjaman kredit senilai Rp700 juta. Uang pinjaman itu saya belikan kitchen set, peralatan katering dan membangun kantor Chili Pari," ujarnya.

Merintis dari nol bukan hal yang mudah. Lantaran pada tahun pertama, ternyata order katering pernikahan belum banyak.

Bahkan pada tahun pertama banyak komplain. Namun, Gibran mengganggap komplain dari pelanggan itu adalah masukan.

Mulai tahun kedua, order katering pernikahan naik dua kali lipat. Bahkan hingga saat ini, usaha katering Gibran mulai berkembang.

Ia pun menawarkan paket pernikahan dengan kapasitas 1.000 orang. Selain itu Chili Pari juga mulai dikenal di luar Solo.

"Ada orderan dari Madiun, Magetan, Ponorogo, Pacitan, Ngawi, Semarang hingga Yogyakarta," ucap dia. (poy)

(Ben Satriyan/Solo)