1. HOME
    2. FOODILICIOUS
BISNIS KULINER

Cicipi Lezatnya 'Gudeg Kaleng Bu Tjitro', Dijamin Ketagihan

By Azalia Amadea 24 Maret 2016 09:03
Gudeg kalengan

Usaha gudeg milik keluarga ini sempat merosot pada 2000-an. Haris dan keluarga saat itu memutar otak untuk menaikkan kembali penjualan gudeg leluhurnya. Akhirnya pada tahun 2009 tercetuslah ide unik untuk membuat gudeg kalengan.

"Idenya terinspirasi dari makanan kaleng lainnya yaitu tempe kari dan mangut lele kalengan. Akhirnya saya mencoba ke pabrik pembuatan makanan kaleng yaitu LIPI Yogyakarta untuk berkonsultasi mengenai ide gudeg kaleng tersebut," tuturnya.

Pada tahun 2011, Gudeg Kaleng Bu Tjitro mulai dipasarkan secara luas. Gudeg kaleng ini dapat tahan selama satu tahun tanpa bahan pengawet.

Gudeg kaleng bisa awet berkat proses pengolahan dan packaging yang cukup lama dengan menggunakan tekanan dan suhu panas hingga 121 derajat celcius. Sehingga bakteri-bakteri pada gudeg mati.

Untuk menjaga kebersihan, gudeg kalengan ini juga melewati proses sterilisasi. Gudeg-gudeg kaleng tersebut dikarantina terlebih dahulu selama 14 hari untuk melihat kualitas ketahanan gudeg sampai akhirnya baru akan dipasarkan.

Gudeg Kaleng Bu Tjitro pertama kali dipasarkan di Yogyakarta di tempat penjualan oleh-oleh. Gudeg kaleng ini awalnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan yang ingin membawa buah tangan gudeg.

Gudeg Kaleng Bu Tjitro
© 2016 money.id/Azalia Amadea

Harganya pun sangat terjangkau, satu kaleng dengan berat bersih 210 gram dihargai Rp27 ribu. Layaknya satu porsi gudeg, di dalam gudeg kaleng terdapat gudeg nangka, telur bebek pindang, krecek kulit sapi dan ayam.

Gudeg kaleng disajikan dalam dua varian rasa yaitu original dan pedas. Sedangkan varian rasa pedas dihargai Rp29 ribu per kalengnya. Satu kaleng gudeg cukup untuk satu porsi makan.

Kini Gudeg Kaleng Bu Tjitro telah dipasarkan hingga ke Kalimantan, Sumatera, Malaysia, Arab, Jepang, Belanda dan Inggris. Dalam sebulan Gudeg Kaleng Bu Tjitro terjual hingga 10.000 kaleng, dengan persentase penjualan 65 persen rasa original dan 35 persen rasa pedas.

Haris berharap Gudeg Kaleng Bu Tjitro bisa lebih berkembang, bukan hanya disukai orang tua tetapi juga digemari remaja. "Semoga juga kami dapat mengeluarkan varian-varian rasa baru lainnya dan penjualan semakin meningkat," kata Haris. (poy)

(da/aa)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Foodilicious Section