1. HOME
    2. FOODILICIOUS
BISNIS TAHU BULAT

Booming Bisnis Tahu Bulat, dari mana Asalnya?

By Rohimat Nurbaya 16 Mei 2016 13:31
Asal mula tahu bulat

Kepada Rohimat dari Money.id, Dani yang Sabtu pekan lalu itu sibuk melayani pemesan di Baleendah itu, mengisahkan soal asal mula bisnis tahu bulat ini. Tahu yang dijual, katanya, didatangkan langsung dari Tasikmalaya, kota di tatar Pasundan yang terkenal sangat religius.

Di kota itu banyak berdiri pesantren besar. Dan yang paling terkenal adalah Pondok Pesantren Suryalaya. "Saya dikirim langsung setiap hari dari Tasik," kata Dani.

Selain sohor sebagai kota santri, Tasikmalaya juga sudah memiliki keragaman makanan unik, yang mampu menaklukan selera sejumlah kota di tanah air. Sebutlah kupat tahu Singaparna, Cimol dan tentunya yang saat ini sedang booming, ya si tahu bulat itu.

Keluarga Dani sudah lama berbisnis tahu bulat ini. "Kakak saya sudah enam tahun berjualan tahu bulat, seingat saya sekitar 2010 suda ada." Dani sendiri terjun ke bisnis ini semenjak satu setengah tahun lalu.

Selama itu menekuni si tahu, dia hafal betul seluk beluk bisnis ini. Lika-liku distribusi. Dari produsen hingga para penjual, seperti dirinya, yang hilir mudik di sejumlah kawasan di Bandung.

Dani paham betul, sebab hampir semua pedagang menangguk dari sumber yang sama. "Saya ngambil dari pool bus Budiman di Cibiru (Bandung). Setahu saya ada sekitar 80 pedagang yang ambil tahu bulat dari sana," tuturnya.

Bersama sejumlah pedagang lain itu, saban hari Dani berkumpul menanti jatah. Dari situ mereka menyebar ke beberapa daerah di seluruh penjuru Kota Bandung. Setiap pedagang biasanya diberi sekitar 1.000 butir tahu bulat per hari.

Ribuan tahu itu dikirim langsung dari Tasiklamaya. Tidak sembarang orang bisa menjual. Hanya yang sudah terdaftar. Dani bisa lolos masuk daftar, lantaran sudah kenal. "Bisa masuk ke sana karena awalnya ikut kakak," katanya.

Tahu bulat sedang digoreng

Agar mudah diatur, di pool bus Budiman itu, jadwal pengambilan tahu diatur. Dibagi dalam dua termin. Pukul 6 sore dan pukul 3 dini hari. Dari agen di pool Budiman itulah tahu dibagi kepada penjual seperti Dani.

Umumnya para pedagang berjualan memakai mobil atau sepeda motor roda tiga. Apa bedanya? Dari segi produk tidak ada. Hanya saja, kata Dani, biasanya pedagang tahu yang memakai mobil jarang yang punya sendiri. Mobilnya punya orang.

Sejumlah pedagang yang menggunakan mobil itu menyewa Rp100 ribu per hari dari rental kendaraan. Sebelum memakai motor roda tiga itu, Dani juga mengaku pernah pakai mobil. Sewa dari tukang rental.

Dia berhenti lantaran pemasukan dan biaya operasional tidak seimbang. Dani lalu memilih motor roda tiga. "Kalau seperti itu untungnya pas-pasan. Ini kredit, jadi lumayan setelah lunas punya barang ini," ujar Dani.

Komentar

Recommended

What Next

More From Foodilicious Section