1. HOME
  2. FINANCE
TIPS KEUANGAN

Membentuk Keluarga Harmonis dengan Perencanaan Keuangan yang Baik

Membentuk keluarga rukun dan damai dimulai dengan pengaturan keuangan yang baik.

By Abdul Kharis 27 Februari 2016 10:00
Ilustrasi keluarga harmonis/www.time.com

Money.id - Membina rumah tangga tidaklah mudah. Dibutuhkan sikap saling menghargai untuk menjaga keharmonisan.

Meski demikian, perselisihan tetap sulit dihindari. Salah satu pemicu pertengkaran dalam rumah tangga adalah perencanaan keuangan yang buruk.

Membentuk keluarga rukun dan damai dimulai dengan pengaturan keuangan yang baik. Berikut tips mengatur keuangan dalam rumah tangga seperti yang diucapkan perencana keuangan, Andy Nugroho kepadaa www.money.id, Jumat 26 Februari 2016.

"Baik suami maupun istri harus memahami bahwa ketika mereka sudah menjadi sebuah keluarga, maka rasa egoisme masing-masing harus ditekan semaksimal mungkin," kata Andy.

Selain itu, usahakan tidak ada lagi istilah penghasilan dan kebutuhan masing-masing dalam keluarga, tetapi yang ada adalah milik dan kebutuhan bersama.

Menurut dia, me time atau membeli keperluan untuk diri sendiri bukanlah hal yang haram, namun jangan kemudian membuat kita mengabaikan kebutuhan lainnya. Tinggal bagaimana pengaturan akan keuangan di dalam keluarga.

Tips berikutnya, suami istri harus saling terbuka tentang keuangan, kebutuhan, dan pengeluaran mereka. Tujuannya, untuk menghindari adanya prasangka-prasangka negatif dari salah satu pihak terhadap pihak lainnya yang berkaitan dengan keuangan.

Contohnya, suami ternyata masih membantu biaya kuliah adiknya, maka sampaikanlah hal tersebut pada istri. Jadi, seandainya uang suami dirasa pas-pasan maka istri tidak berpikir negatif pada suaminya.

Demikian juga sebaliknya, walaupun mungkin terasa hal yang kecil, namun prasangka-prasangka negatif seperti itu bila terakumulasi terus menerus bisa mengancam keharmonisan rumah tangga.

Andy menjelaskan, untuk tips yang terakhir, hitung bersama kebutuhan rumah tangga Anda. Serta, tentukan dari mana dana untuk memenuhi kebutuhan tersebut berasal.

Misalnya, istri juga bekerja. Maka aturlah siapa yang akan membayar yang mana. "Contohnya, penghasilan suami yang digunakan untuk membayar berbagai cicilan serta kebutuhan sehari-hari, sementara penghasilan istri lebih dialokasikan untuk tabungan dan investasi," ujar Andi.

(ak/ak)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Finance Section