1. HOME
  2. FINANCE
KURS RUPIAH

Rilis Data Inflasi BPS Dorong Rupiah Terus Menguat

Hari ini rupiah dibuka pada level Rp13.158 dan hingga pukul 9.20 rupiah berada di posisi Rp13.148.

By Rohimat Nurbaya 4 April 2016 10:56
Uang Rupiah (Money.id/Dwi Narwoko)

Money.id - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka menguat pada perdagangan, Senin 4 April 2016. Dikutip dari Dollar Bloomberg Index, rupiah dibuka naik 9 poin atau 0,07 persen ke level Rp13.158 per dolar AS.

Hingga perdagangan pukul 09.20 WIB rupiah menguat sebesar 0,4 poin atau 19 poin ke level Rp13.148 per dolar AS. Penguatan rupiah itu akibat indeks dolar AS belum mampu melanjutkan penguatannya dan malah berbalik melemah sebesar 0,15 persen ke level 94,481.

Pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat 1 April 2016, rupiah ditutup menguat 72 poin atau 0,54 persen ke Rp13.167 per dolar AS. Saat itu rupiah menguat seiring dengan positifnya sejumlah data ekonomi yang dirilis pada Jumat, baik dari dalam maupun luar negeri.

Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, pekan lalu Amerika merilis Chicago PMI atau laporan yang diterbitkan oleh Deutsche Borse MNI Group dan langkah-langkah kegiatan usaha di bidang manufaktur dan non-manufaktur sektor di seluruh negara bagian Chicago, di Amerika Serikat.

Chicago PMI ini adalah ukuran dari tren bisnis di Amerika Serikat dan merupakan indeks difusi yang didasarkan pada survei terhadap 200 manajer pembelian di wilayah Chicago. PMI Chicago juga disebut Barometer Bisnis Chicago.

Pada pekan lalu, rilis dikeluarkan adalah Chicago PMI naik, namun hal tesebut belum mampu mengimbangi aksi jual yang terjadi. Selain itu, terdapat banyak antisipasi pada data tingkat pengangguran yang dirilis di mana mengalami kenaikan serta beberapa laporan penggerak pasar lainnya.

"Investor saat ini cenderung menahan diri sehingga membuat laju USD kembali terlihat melemah," ucap Reza.

Kemudian dari dalam negeri, dengan rilis inflasi yang dinilai lebih rendah dari perkiraan Bank Indonesia masih cukup direspons positif. "Meski jumlah tersebut masih di atas perkiraan kami sebesar -0,11 persen hingga 0,11 persen," tutur Reza.

Reza menambahkan, meski data inflasi tersebut meleset dari perkiraan, pelaku pasar masih merespons positif kondisi tersebut dan membuat laju dolar AS tertekan oleh aksi jual para pelaku pasar valuta asing.

"Kami harapkan nantinya rilis data inflasi Indonesia yang kami perkirakan akan bergerak pada rentang deflasi -0,11 hingga inflasi 0,11 mampu memberikan imbas positif pada laju upiah jelang memasuki Q2 2016," ujarnya.

Pada Jumat 1 April 2016, Badan Pusat Statistik merilis data inflasi pada Maret 2016 sebesar 0,19 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 123,75. Data tersebut didapat dari 82 kota, 58 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami deflasi. (poy)

(rn/rn)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Finance Section