1. HOME
  2. FINANCE
TIPS KEUANGAN

Profesor Harvard Buktikan Uang Benar-benar Bisa Beli Kebahagiaan

Dia punya alasan mengapa membeli barang lebih membahagiakan dibandingkan pengalaman hidup

By Syahid 23 November 2015 15:39
Ilustrasi (http://www.thewhistlernews.com/)

Money.id - Perdebatan uang bisa membeli kebahagiaan tak pernah usai. Kali ini muncul teori baru dari para ekonomi dari universitas ternama, Harvard.

Profesor Harvard Business School memastikan uang dipastikan bisa membeli kebahagiaan. Pendapat profesor yang meneliti soal ilmu belanja ini tentu saja bertentangan dengan anggapan kuno.

"Kita sangat kurang mengeluarkan uang untuk membeli barang yang bisa membuat bahagia,"kata Michael Norton, sang profesor mengutip laman money.cnn.com, Senin, 23 November 2015.

Dari hasil penelitiannya, Norton mengatakan sebagian masyarakat menganggap lebih bahagia menghabiskan uang untuk pengalaman hidup daripada barang.

Buktinya, pengalaman seperti makan malam bersama teman atau belribur, hanya bersifat sementara. Sedangkan membeli barang seperti televisi, komputer, dan ponsel bisa lebih lama.

"Sangat aneh banyak orang menganggap barang yang hilang bisa lebih membahagiakan daripada barang yang bertahan lama," kata Norton dalam acara New York Times Dealbook.

Diakui Norton, orang yang membeli barang biasanya akan mendorong untuk melakukan kegiatan sendiri secara diam-diam. Contohnya menonton bioskop sendiri atau bermain soliter.

Namun saat berlibur, hubungan dengan teman atau keluarga akan semakin erat, menemukan tempat baru, atau belajar hal baru yang semuanya menciptakan kenangan baru.

Menurut Norton, menunggu sebuah pengalaman baru, seperti pergi liburan memang bisa memicu perasaan mendebarkan. Faktanya, perasaan ini hanya muncul sebelum liburan itu terjadi, bukan saat berlangsung.

"Bahkan sebelum terjadi, pengalaman memang membuat lebih bahagia dibandingkan barang," ujar Norton.

Berbeda saat membeli sebuah barang. Orang akan selalu dipenuhi perasaan berdebar sekaligus penasaran.

Norton juga membuat gambaran saat bulan madu. Pasangan suami istri biasanya selalu membayangkan berada di pantai dengan minuman anggur, serta saling pandang tanpa henti.

Nyatanya, mimpi itu tak pernah terjadi. Pesawat datang terlambat, layanan hotel mengecewakan, atau kejadian mengesalkan lain bagi pasangan. "Mungkin Anda akan mencari alasan sehingga tak menyadarinya."

Saat seluruh pengalaman selesai, orang-orang biasanya mengingat momen-momen membahagiakan. Menciptakan bunga-bunga saat memanggil kembali kenangan itu.

Setahun kemudian, pasangan yang dimabuk asrama selama bulan madu pun pelan-pelan mulai melupakan saat-saat indah itu.

"Karena pengalaman itu menghilang, mereka membiarkan kita menjadikan realitas menjadi mengagumkan dan indah, dan mereka membuat kita bahagia daripada barang," kata Norton. (poy)

(s/s)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Finance Section