1. HOME
  2. FINANCE
FINANCE

Perlukah Anak Remaja Menggunakan Kartu Kredit?

Para orangtua harus tahu dan bijak dalam memberikan keputusan tentang penggunaan kartu kredit ini kepada anaknya.

By Dwifantya Aquina 11 Maret 2016 08:28
Ilustrasi kartu kredit (Pixabay)

Money.id - Konon, masa remaja merupakan masa paling indah. Sebagian anak remaja bahkan merasa masa remaja mereka makin indah karena diberikan kekuasaan oleh orangtuanya untuk memegang kartu kredit. Tidak jarang pula ada orangtua yang memberikan lebih dari satu macam kartu kredit kepada anak remajanya.

Di Indonesia, usia minimum untuk memiliki kartu kredit sendiri adalah 21 tahun atau 17 tahun bagi yang sudah menikah. Hal ini mengakibatkan anak remaja belum dapat memegang kartu kredit atas nama sendiri, sekalipun memang ada beberapa remaja yang telah berpenghasilan alias memiliki bisnis sendiri.

Apakah orangtua yang memberikan kartu kreditnya untuk dipegang oleh anaknya yang masih remaja merupakan tindakan yang tepat?

Managing Director dari situs pembanding produk keuangan paling populer di Indonesia Halomoney.co.id, Jay Broekman, menyatakan bahwa usia remaja memang merupakan usia yang labil sehingga ada kekhawatiran mereka akan sulit untuk mengendalikan penggunaannya.

“Namun, hal tersebut tidak dapat menjadi justifikasi bahwa anak remaja sama sekali tidak boleh memegang kartu kredit. Yang terpenting adalah, apa yang menjadi alasan dan bagaimana tindakan preventif orang tua untuk mengendalikan penggunaan kartu kredit oleh anak remajanya,” kata Jay melalui keterangan tertulisnya.

Secara umum, orangtua perlu membuat dulu berbagai pertimbangan sebelum membiarkan anak remajanya memegang kartu kredit. Berbagai pertimbangan positif maupun negatif anak remaja diperbolehkan memegang kartu kredit dapat dilihat pada tabel di bawah:

 

Jika orangtua merasa anak remajanya dapat diberikan kepercayaan untuk memegang kartu kredit, maka langkah berikutnya adalah membuat berbagai tindakan preventif yang dapat mencegah sang anak remaja kebablasan menggunakan kartu kredit tersebut.

Sebaik apapun wataknya, masa remaja merupakan masa di mana anak masih cukup labil dan mudah terbawa godaan lingkungan pergaulan untuk menjadi boros.

Cara pertama yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pengetahuan dasar kartu kredit. Meskipun masih remaja, mereka tentu sudah cukup mampu untuk memahami dasar fitur kartu kredit seperti penundaan pembayaran, pemanfaatan diskon, atau penggunaan kartu kredit sebagai alat bantu transaksi pembayaran cashless.

Orangtua juga dapat menunjukkan contoh lembar tagihan penggunaan kartu kredit. Anak perlu mengetahui konsekuensi penggunaan kartu kredit yang berlebihan akan membuat tagihan kartu kredit bengkak dan dapat melukai kondisi keuangan keluarga. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap kemampuan si anak menggunakan kartu kreditnya untuk membeli barang atau jasa.

Cara kedua adalah memberikan kartu kredit berlimit terendah yang orangtua miliki. Normalnya, anak remaja belum memerlukan kartu kredit dengan limit tinggi karena biasanya hanya digunakan untuk keperluan sekolah, kampus, dan makan.

Jika orangtua memberikan kartu kredit dengan limit rendah, maka hal ini juga bisa dipandang sebagai masa percobaan si anak diberikan kepercayaan untuk memegang kartu kredit. Orangtua juga dapat mengukur besar keperluan sehari-hari si anak tanpa terlalu khawatir jika pengeluarannya akan bablas. Dengan demikian, orangtua bisa memasukkan komponen pengeluaran anak dalam budget rumah tangga.

Cara ketiga adalah membuat kesepakatan tertulis hitam di atas putih. Sepakati bersama konsekuensi penggunaan kartu kredit yang melewati batas, seperti uang saku yang dipotong atau kartu kredit akan langsung ditarik oleh orangtua dan anak tidak dapat memegangnya lagi.

Selain ‘hukuman’, orangtua juga dapat menyepakati ‘hadiah’ jika si anak dapat mengatur penggunaan kartu kreditnya dengan baik. Sebagai contoh, anak akan diberi kepercayaan memegang kartu kredit dengan limit lebih tinggi jika dalam enam bulan pertama pengeluaran sang anak tidak pernah overlimit dan hanya digunakan untuk transaksi yang sesuai kebutuhannya saja.

Kartu kredit untuk anak remaja bukanlah hal yang dilarang atau terkesan hanya dilakukan oleh orangtua dari kalangan sosialita saja. Jika sejak remaja mereka dapat membuat diri menjadi lebih disiplin keuangan, maka masa depan mereka tentu akan lebih cerah dan mandiri secara finansial.

 

(da/da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Finance Section