1. HOME
  2. FINANCE
OTOMOTIF

Pendapatan Bersih Grup Astra Turun Rp138,2 Triliun

Pada tahun ini Grup Astra menghadapi penurunan konsumsi domestik.

By Rohimat Nurbaya 4 Desember 2015 12:12
Industri otomotif/Pixabay

Money.id - PT Astra Internasional Tbk atau Astra Group mengalami penurunan pendapatan bersih sebesar 8 persen menjadi Rp138,2 triliun. Hal tersebut akibat penurunan pada sektor otomotif, agribisnis, pertambangan dan alat berat.

Pada tahun ini Grup Astra menghadapi penurunan konsumsi domestik, persaingan pasar mobil, pelemahan komoditas dan penurunan kualitas kredit korporasi dalam sembilan bulan pertama 2015.

"Sehingga kontribusi dari seluruh segmen bisnis menurun," kata Chief of Corporate Communication Social Responsibility dan Security PT Astra International Tbk, Pongki Pamungkas di Sentul, Boor, Jawa Barat, Jumat 4 Desember 2015.

Selain itu, laba bersih konsolidasian menurun 17 persen menjadi Rp12 triliun. Tetapi meski demikian nilai aset bersih per saham meningkat 5 persen dibanding dengan posisi akhir 2014.

"Nilai aset bersih per saham rup tercatat sebesar Rp2.478 pada 30 September 2015," ujarnya.

Sementara itu, posisi utang bersih secara keseluruhan di luar anak perusahaan jasa keuangan, mencapai Rp283 miliar pada 30 september 2015 dibandingkan utang bersih sebesar Rp3,3 triliun pada akhir 2014.

Kegiatan bisnis

Grup Bisnis Astra meliputi enam lini bisnis, yakni otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, teknologi informasi, infrastuktur, logistik dan lainnya.

Industri otomotif jadi penyumbang terbesar laba bersih konsolidasian Astra International, meski mengalami penurunan sebanyak 10 persen menjadi Rp5,3 triliun.

"Secara keseluruhan lemahnya permintaan otomotif selama sembilan bulan pertama 2015 disebabkan oleh perlambatan ekonomi," ucap dia.

Sementara itu pada posisi kedua di bidang alat berat dan pertambangan sebesar Rp3,3 triliun. Ketiga jasa keuangan sebesar Rp2,3 triliun. Keempat teknologi informasi sebesar Rp123 miliar.

Lalu kelima agribisnis sebesar Rp116 miliar dan keenam adalah infrastuktur, logistik dan lainnya sebesar Rp91 miliar. (poy)

(da/rn)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Finance Section