1. HOME
  2. FINANCE
FINANCE

Misteri Pembeli Apartemen Termewah di New York Akhirnya Terkuak

Khadem al-Qubaisi , seorang pebisnis flamboyan Timur Tengah membeli apartemen seluas 500 meter seharga US$ 50,9 juta.

By Azalia Amadea 26 Maret 2016 17:03
Ilustrasi Khadem al-Qubaisi (Foto: nypost.com)

Money.id - Misteri pembeli Walker Tower, bangunan apartemen paling mewah dan paling mahal di New York, pada 2014 akhirnya terkuak. Pembeli tersebut adalah Khadem al-Qubaisi, seorang pebisnis flamboyan Timur Tengah.

Khadem diketahui membeli apartemen seluas 500 meter persegi dengan lima kamar itu seharga US$ 50,9 juta atau sekitar Rp660 miliar dan berusaha menjualnya kembali dengan harapan bisa meraup untung 40 persen dalam waktu 12 bulan, seperti dikutip dalam laman nypost.com, Sabtu 26 maret 2016.

Namun sayang, usahanya itu gagal setelah dia ingin menjualnya dengan harga US$ 70 juta. Harga tersebut dianggap terlalu mahal, sebab per tanggal 16 Maret 2016 harga bangunan yang terletak di 18th Street itu hanya US$ 55 juta.

Sebelumnya, identitas pemilik Walker Tower menjadi bahan perdebatan media sejak dibeli pada Januari 2014 lalu. Namun dari surat-surat yang diduga berkaitan dengan penjualan gedung tersebut pada 2014, menunjukkan bahwa itu adalah Khadem.

Penjualan Walker Tower menjadi salah satu dari banyak transaksi real estate yang diawasi oleh FBI. Masalahnya, penjualan tersebut sebagai bagian dari pencucian uang global besar-besaran, kata sumber penegak hukum.

Kleptocracy Asset Recovery Initiative dari Departemen Kehakiman AS adalah lembaga tinggi lainnya yang menyelidiki transaksi Walker Tower, sumber tersebut menambahkan.

Khadem adalah rekan bisnis dari Low Taek Jho atau dikenal sebagai Jho Low, anak seorang pengusaha kaya Malaysia yang memiliki banyak barang seni mahal dan real estate mewah di Manhattan.

Jho Low juga sangat royal terhadap sahabatnya Riza Aziz, seorang produser film yang juga anak tiri Perdana Menteri Malaysia Najib Razak. Sementara Najib berada di bawah tekanan sejak lebih dari US$ 1 miliar dana pembangunan Malaysia mengalir ke rekening pribadinya.

Namun Najib membantah tuduhan tersebut dan mengaku uang tersebut adalah sumbangan politik. Badan pembangunan Malaysia, 1Malaysia Development Berhad (1MDB), juga membantah telah menyalahgunakan dana tersebut.

Khadem yang pernah menjalankan perusahaan pengelola kekayaan negara Abu Dhabi IPIC, bersama dengan Aabar, anak perusahaannya, menjadi salah satu pendonor 1MDB.

IPIC memberikan jaminan berupa obligasi kepada 1MDB sebesar US$ 6,5 miliar, yang kemudian harus dikembalikan kepada IPIC. 1MDB mengaku membayar dua kali sebesar US$ 2,4 miliar, namun IPIC membantah pernah menerima pembayaran tersebut.

Di bawah pimpinan Khadem, pundi-pundi Aabar menurun dari US$ 70 miliar menjadi hanya US$ 15 miliar.

Sejak itu, Khadem dipecat dari IPIC dan diinterogasi oleh otoritas Abu Dhabi. "Dia terlalu tahu banyak," kata sebuah sumber di Abu Dhabi. Anehnya, Khadem tidak didakwa telah melakukan kejahatan keuangan.

(aa/aa)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Finance Section