Sebuah pengelolaan investasi yang tepat akan menghindarkan Anda sebagai investor yang tidak kehilangan banyak uang.
By Dwifantya Aquina 15 Maret 2016 09:03Money.id - Memulai investasi butuh perhitungan. Jadi, tidak hanya keuntungan saja yang bisa diraih, tapi kemapanan keuangan di masa depan. Dengan investasi, yang tadinya pendapatan Anda hanya satu digit, bisa disulap menjadi tiga digit.
Dalam pengertiannya, investasi adalah menempatkan modal atau dana di sebuah asset yang diharapkan akan memberikan hasil atau akan meningkat nilainya di masa datang.
Artinya, Anda berkorban untuk menahan konsumsi saat ini dan mendapatkan peluang yang lebih baik atau besar di masa datang. Itulah sebabnya, strategi dalam mengelola investasi sangat diperlukan. Pasalnya, keuntungan atau imbal hasil yang tinggi adalah tujuan, namun risiko juga perlu dipertimbangkan.
Apalagi, Anda termasuk seorang investor pemula. Sebuah pengelolaan investasi yang tepat akan menghindarkan Anda sebagai investor yang tidak kehilangan banyak uang. Bila nilai investasinya berkurang, kerugian yang harus ditanggung juga tidak 100% dan uang tidak hilang seluruhnya.
Inilah beberapa acuan yang bisa Anda miliki di saat ingin memulai investasi, seperti dikutipdari laman CekAja.com.
Tentukan Waktu dan Tujuan
Apa yang Anda harapkan dari investasi yang dijalankan? Cobalah untuk menjawab pertanyaan itu dahulu. Sebab, Anda tentu memiliki tujuan dalam investasi yang dijalani, mulai dari mempersiapkan dana pensiun, dana pendidikan anak, membeli rumah baru, atau lainnya.
Tujuan tersebut memiliki waktu yang berbeda, jangka pendek atau jangka panjang.
Jadi, ketika Anda bisa menentukan tujuan investasi di awal, maka Anda akan mendapatkan gambaran mengenai berapa lama target investasi akan Anda lakukan, dan jenis investasi yang cocok. (Baca juga:Bedanya Saat Memulai Investasi di Usia 25 dan 35?)
Langsung atau Tidak Langsung
Secara teori, investasi terbagi dua jenis yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung. Sebagai seorang investor, pada investasi langsung Anda akan memegang bukti fisik investasi yang dilakukan. Investasi jenis ini seperti membuka bisnis, membeli properti, atau membeli logam mulia.
Sedangkan, pada investasi tidak langsung Anda sebagai investor tidak akan memegang bentuk fisik dari investasinya. Bentuk ini seperti saham dan reksa dana. Jadi, sebagai investor Anda hanya memiliki tanda bukti atau sertifikat kepemilikan investasi.
Pilih Jenis Sesuai
Hukum umum dalam investasi adalah “high return, high risk”, Maksudnya, hasil investasi yang tinggi akan sebanding dengan risiko yang tinggi pula. Begitu sebaliknya. Ketika menjadi investor, Anda mesti tahu setiap risiko yang ada pada produk yang dipilih. Cobalah untuk mencari tahu lebih banyak tentang informasi keuangan. Ingat, investasi Anda adalah uang Anda, dan artinya modal masa depan Anda.
Bila perlu, cari penasihat keuangan yang bisa membantu Anda mengetahui portofolio pribadi dan mengenali jenis-jenis investasi. Dengan begitu, Anda akan bisa mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui profil risiko Anda. (Baca juga: Tips Memilih Investasi Sesuai Karakter yang Anda Miliki)
Gunakan Uang Tidak Terpakai
Setiap investasi selalu butuh modal. Namun, bukan artinya Anda harus mengorbankan bujet wajib bulanan untuk memulai sebuah investasi. Jadi, uang yang digunakan adalah uang yang betul-betul tidak dipakai (idle money), bukan menggunakan tabungan atau bahkan menggunakan dana darurat yang Anda miliki. Bahkan, bila harus menyisihkan pendapatan untuk berinvestasi, idealnya Anda hanya boleh menggunakan 10% diantaranya.
Intip Kado Istimewa Rafathar dari Kuda Poni Hingga Taman Bermain
Agar Dompet Tak Makin 'Tipis', Lakukan Penghematan dengan Cara Ini
Pemerintah Angkat Bicara Soal Rokok Naik Jadi Rp50 Ribu per Bungkus