1. HOME
  2. FINANCE
TAKSI ONLINE

Margin Keuntungan Blue Bird dan Express Tertinggi di Asia Pasifik

Perusahaan taksi konvensional di Indonesia ternyata mampu menyisihkan keuntungan operasional yang cukup besar.

By Desy Afrianti 24 Maret 2016 11:45
Unjuk rasa sopir taksi (asdsad/Twitter)

Money.id - Pengemudi taksi melakukan unjuk rasa besar-besaran Selasa kemarin, 22 Maret 2016. Mereka memprotes keberadaan transportasi online.

Para sopir menuntut pemerintah melarang angkutan berbasis aplikasi online seperti GrabCar dan Uber. Keberadaan taksi online dianggap memicu perang tarif yang tidak adil sehingga menyulitkan sopir taksi konvensional dalam mendapatkan pelanggan.

Taksi konvensional selama ini diwajibkan memenuhi sejumlah persyaratan sebagaimana diatur dalam UU No 22/2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ), sebelum bisa mengaspal, di antaranya melakukan uji laik jalan, kir, dan sebagainya.

Sementara, taksi berbasis aplikasi online bisa melenggang dengan bebasnya. Hal ini dianggap tidak adil, serta memberatkan biaya operasional dan membuat taksi konvensional merugi.

Benarkah begitu? Analis Bareksa mencoba menyusuri datanya.

Berdasarkan data laporan keuangan PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) kuartal III 2015, beban operasional paling besar yang ditanggung perusahaan adalah gaji dan tunjangan senilai Rp94 miliar, beban perbaikan dan pemeliharaan sebesar Rp56 miliar, serta bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp54 miliar.

Adapun untuk uji kir dan perizinan operasi, Express hanya perlu membayar Rp12,8 miliar pada 2014 untuk sekitar 11 ribu armada yang mereka miliki. Nilai tersebut hanya sebesar 2,6 persen dari total beban langsung yang ditanggung perseroan.

Hal yang sama juga terjadi pada PT Blue Bird Tbk (BIRD), di mana gaji dan tunjungan pengemudi mencapai Rp1,19 triliun, BBM Rp839 miliar, dan pemeliharaan Rp164 miliar.

Untuk uji kir, perusahaan hanya mengeluarkan dana Rp42 miliar untuk sekitar 25 ribu armada mereka, atau hanya 1,5 persen dari total beban langsung yang ditanggung perseroan.

Yang lebih menarik lagi, perusahaan taksi konvensional di Indonesia ternyata mampu menyisihkan keuntungan operasional yang cukup besar, yakni 30-50 persen dari total pendapatan. Nilai tersebut cukup tinggi dibandingkan perusahaan sejenis di kawasan Asia Pasifik. Lihat margin laba operasional Blue Bird dan Express di sini

(da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Finance Section