1. HOME
    2. FINANCE
FINANCE

Tahu Bulat, Bisnis Pinggir Jalan yang Simpel dengan Untung Lumayan

By Abdul Kharis 16 Mei 2016 17:15
Kisah Irwan

Irwan yang sejak tadi diam tak bersuara menceritakan kisahnya saat berjualan tahu bulat menggunakan mobil bak terbuka.

"Saya kalau memesan tahu bulat bareng Adul, sudah dari tiga bulan yang lalu, tiga hari sekali barangya dikirim ke pasar ini. Nanti sore jam empat baru saya mengelilingi Jakarta mencari pusat keramaian," ucap Irwan sambil menenggak kopi hitam di keramaian pasar menemani Adul berdagang.

Irwan hanya berjualan di daerah sekitar tempat tinggalnya yaitu di kawasan Kramat Jati. Dia mencari keramaian untuk mengais rezeki.

"Saya kalau berjualan tahu bulat mengelilingi Jakarta Timur pokoknya, mencari pusat keramaian seperti di bazar, depan pasar atau stasiun, kadang juga ke tongkrongan anak muda," tutur Irwan sambil memainkan smartphone miliknya di tengah hingar bingar pasar.

Dia dan Adul biasa memesan tahu bulat mentah di rumah produksi di kawasan Depok dan Tasikmalaya. .

"Ada dua pabrik tahu bulat yang sudah ternama, JM yang berada di Depok dan Santana di Tasikmalaya," ujarnya.

Sayang sekali, ternyata dia tidak mau memberi tahu nomor telepon kedua pabrik tersebut.

Menurut Irwan, modal untuk berjualan tahu bulat tidak banyak. Penjual menggunakan mobil bak diberikan potongan harga oleh pihak pabrik tahu bulat ketika membeli, sebab mereka membelinya dalam jumlah banyak.

Mobil bak yang digunakan Irwan untuk berjualan tahu bulat diperoleh secara cuma-cuma. Dia mendapatkan pinjaman gratis dari pamannya.

"Modalnya saya beli 10 keranjang tahu bulat, satu keranjang isinya 20 plastik. Satu plastik berisikan 10 tahu bulat dan dihargai Rp50 ribu," tutur Irwan yang masih menikmati kopi hitam miliknya.

Namun, Irwan mengaku bahwa keuntungan menjual tahu bulat menggunakan mobil bak tidak tentu.

Irwan, penjual tahu bulat menggunakan mobil bak saat ditemui di pasar Kramat Jati, Senin, 16 Mei 2016
© 2016 money.id/Abdul Kharis

"Saya harus beli bensin, belum tentu keadaan ramai atau tidak. Kalau ramai bisa dapat omzet Rp2 jutaan sehari, tetapi kalau sepi mah paling Rp1 jutaan sehari," kata dia.

Irwan harus menyiapkan dana untuk membeli bensin mobil bak yang dia gunakan sebesar Rp100 ribu untuk satu hari. Masih ada keperluan lain untuk membuat usaha tahu bulat, seperti minyak sayur.

"Keperluan lain seperti minyak dan peralatan lainnya, kira kira saya mengeluarkan Rp200 ribuan. Jadi untuk biaya satu hari berjualan tahu bulat, saya menyiapkan modal sebesar Rp400 ribu," kata Irwan.

Menjual tahu bulat pun tidak semuanya berjalan mulus, para penjual tersebut pun memiliki kendala.

"Kendalanya sih tahu bulat cepat kuning, enggak kuat lama, paling lama tiga hari. Jadi saya harus habiskan 10 keranjang tahu bulat dalam waktu tiga hari agar tidak bewarna kuning dan bau," ucap Irwan sambil menunjuk bungkusan tahu bulat yang masih mentah

Berbeda dengan penjual tahu bulat kebanyakan yang merekam jingle, "Tahu bulat cuma Rp500 digoreng dadakan", Irwan berteriak sendiri menggunakan toa.

"Kalau yang meneriakkan tahu bulat kepada orang-orang mah saya sendiri mas, sambil menggoreng juga bisa," kata Irwan yang mau menyiapkan diri untuk berdagang tahu bulat menggunakan mobil bak. (poy)

(ak/ak)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Finance Section