1. HOME
  2. FINANCE
TIPS KEUANGAN

Ini Tips Investasi Orang Awam

Kurangnya pengetahuan terhadap investasi membuat orang malas menanamkan modalnya.

By Desy Afrianti 28 Januari 2016 11:31
Pesta Reksa Dana di Ballroom Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu 27 Januari 2016 (Abdul Kharis/Money.id)

Money.id - Tidak dipungkiri, saat ini masih banyak orang belum mengenal produk investasi. Kurangnya pengetahuan terhadap investasi membuat orang malas menanamkan modalnya. Padahal, investasi sangat berguna untuk merencanakan keuangan di masa depan.

Ryan Filbert, praktisi dan inspirator investasi Indonesia, menjelaskan bahwa investasi perlu dilakukan untuk merencanakan dana yang akan dipakai di masa depan, contohnya untuk pendidikan, liburan, biaya menikah, hingga pensiun.

Menurut dia, salah satu instrumen investasi di pasar modal yang paling aman bagi masyarakat awam adalah reksa dana.

"Untuk investasi di reksa dana, langkah seorang investor cukup mudah, hanya tinggal menyiapkan dana dan biarkan manajer investasi yang mengelolanya. Reksa dana adalah alat perencanaan uang di masa depan," ujarnya dalam talkshow berjudul Menjadi Kaya dan Terencana dengan Reksa Dana di Pesta Reksa Dana 2016 di Gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu 27 Januari 2016.

Dia menjelaskan, dana yang kita miliki sekarang belum tentu cukup untuk kebutuhan di masa depan. Apalagi kalau hanya ditabung di bank saja.

Nilai uang bisa berkurang relatif terhadap harga barang karena ada inflasi. Oleh sebab itu, investasi wajib dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dana di masa depan.

Ryan, yang sudah berpengalaman 12 tahun di dunia investasi ini, memiliki tips yang dapat diterapkan oleh para investor awam.

Dia mengatakan kebanyakan investor tidak mengetahui hal mendasar dalam investasi sehingga tidak mendapatkan imbal hasil atau return maksimal.

"Rata-rata orang salah berinvestasi karena salah pilih instrumen, produk investasi yang dipilih tidak sesuai dengan rencana kebutuhan dan jangka investasinya," ujar dia dikutip dari Bareksa.com.

Maka dari itu, kata Ryan, investor harus menetapkan tujuan berinvestasi misalnya untuk pensiun, pendidikan anak atau berlibur.

Dari situ, investor bisa menetapkan jangka waktunya yang juga menentukan produk investasi yang dipilih.

Bila kebutuhan masih jangka panjang, sekitar 5 - 10 tahun lagi, investor bisa menggunakan reksa dana saham.

Akan tetapi, bila ingin menggunakan dana itu dalam waktu dekat, misalnya satu hingga tiga tahun, investor disarankan membeli reksa dana pasar uang.

Selain itu, bila investor belum paham betul kondisi pasar modal, disarankan juga untuk masuk secara berkala untuk meminimalkan risiko.

"Jangan masuk besar di depan atau strategi lump sum karena kita tidak tahu kondisi di masa depan," ujar Ryan.

Ryan memberi ilustrasi kondisi saat pasar saham anjlok pada pertengahan 2008. Bila seorang investor secara berkala investasi di reksa dana saham sejak awal 2008 sebesar Rp1 juta per bulan, dua tahun kemudian nilai investasinya menjadi Rp36,48 juta atau mencatat return 49,9 persen.

Lihat grafik simulasi investasi berkala saat krisis strategi dollar cost averaging di sini

(da/da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Finance Section