1. HOME
  2. FINANCE
PAKET KEBIJAKAN EKONOMI

Ini Realisasi Pelaksanaan APBN 2015

Mencermati perkembangan perekonomian global terupdate, pemerintah juga mulai melirik kebijakan jangka pendek.

By Desy Afrianti 4 Januari 2016 16:21
Ilustrasi uang/Dwi Narwoko

Money.id - Perkembangan ekonomi global berada di dalam fase perlambatan di 2015. Indonesia relatif berhasil melawan ketidakpastian ini.

Dikutip dari kemenkeu.go.id pada 4 Januari 2016, banyak momen yang terjadi di 2015 bagi perekonomian Indonesia.

Berbagai terobosan telah dilakukan, seperti pemerintah melakukan evolusi struktur anggaran melalui optimalisasi penerimaan, mengatur perbelanjaan dan pembiayaan yang berkesinambungan.

Perubahan fiskal ini memberikan banyak keuntungan, antara lain untuk membangun infrastruktur dan meningkatkan program kesahteraan sosial.

Mencermati perkembangan perekonomian global terupdate, pemerintah juga mulai melirik kebijakan jangka pendek untuk mendorong laju ekonomi.

Tujuan utamanya adalah untuk mempertahankan daya beli masyarakat dan meningkatkan investasi.

Dewan telah meluncurkan tujuh paket kebijakan ekonomi sejak September hingga Desember 2015, yaitu pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 4,73 persen, lebih rendah dari perkiraan APBN sebesar 5,7 persen.

Pertumbuhan ekonomi didorong oleh konsumsi rumah tangga dan percepatan pengeluaran pemerintah.

Tingkat inflasi mencapai angka 3,1 persen, juga mengalami perbedaan asumsi APBN sebesar 5,0 persen. Rendahnya gerakan inflasi disebabkan oleh terjaganya kebutuhan pangan masyarakat.

Realisasi rata-rata Suku Bunga Surat Perbendaharaan Negara atau disingkat SPN 3 bulan tahun 2015 mencapai 5,97 persen, dan APBN sedikit salah memprediksi lagi sebesar 6,2 persen.

Hal ini disebabkan masih tingginya permintaan surat berharga negara, meskipun liquiditas global relatif ketat.

Realisasi rata-rata nilai tukar rupiah sepanjang 2015 mencapai Rp13.392/US$, dan kembali perkiraan APBN meleset Rp12.500/US$.

Hal ini dipengaruhi faktor internal dan eksternal, faktor internal karena permintaan valas untuk membayar utang dan deviden.

Sedangkan dari faktor eksternal karena dipicu kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat dan despresiasi Yuan.

Realisasi rata-rata harga minyak mentah Indonesia mencapai US$50/barel, jauh lebih rendah dari asumsi APBN US$60/barel.

Hal ini disebabkan karena masih sedikitnya permintaan global dan masih tingginya pasokan minyak dunia.

Realisasi litting minyak mentah dan gas mencapai angka 799 ribu barel/hari di bawah target APBN 825 ribu barel/hari.

Realisasi lifting gas pun harus berada di bawah target APBN 1.195,0 ribu barel setara minyak per hari, sementara target APBN 1.221,0 ribu barel setara minyak per hari.

Melalui struktur APBN yang lebih mantap dan belanja negara yang lebih produktif maka APBN 2015 dapat menjadi cermin untuk Indonesia melangkahkan kaki ke depannya. (poy)

(Reporter: Abdul Kharis)

(da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Finance Section