Money.id - Masyarakat Indonesia memang cukup unik dalam urusan belanja. Ketika banyak negara mengetatkan uang belanja karena ancaman krisis, publik di tanah air justru jor-joran membeli emas perhiasan.

Data terbaru dari World Gold Council (WGC) bahkan menyebut pertumbuhan permintaan emas di dunia naik double digit bersama Korea Selatan dan Vietnam.

Mengutip laporan WGC, Selasa, 17 November 2015, meningkatkan permintaan emas perhiasan di Indonesia dipicu harga emas yang terus menurun.

Keputusan pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi lewat sejumlah paket kebijakan di awal September juga mendorong pembelian logam mulia ini.

Di Indonesia, permintaan emas perhiasan selama kuartal III-2015 mencapai 10,2 ton, melonjak 24 persen dari kuartal sebelumnya sebanyak 9,1 ton. Meski naik, permintaan emas perhiasan di Tanah Air masih kalah dibandingkan kuartal I-2015 yang mencapai 12,1 ton.

Sepanjang 2014, masyarakat Indonesia tercatat membeli emas perhiasan hingga 36,5 ton.

Secara global, permintaan emas perhiasan di dunia sepanjang kuartal III-2015 mencapai 1.120,9 ton, atau naik 8 persen dari tahun sebelumnya. Rata-rata pembelian selama lima tahun mencapai 1.106,1 ton.

Kondisi ini justru berbanding terbalik dengan Singapura dan Malaysia. Emas perhiasan di dua negara ini justru sepi peminat. Permintaan bahkan turun 24 persen dan 10 persen.

Pemicu berkurangnya pembeli emas di Malaysia ternyata berasal dari kebijakan baru yang dibuat pada April lalu. Malaysia membuat kebijakan baru perpajakan untuk barang-barang konsumsi dan jasa.

Harga Emas

Sementara itu, harga emas batangan di Indonesia pagi ini kembali stagnan. UBPP Logam Mulia PT Antam TBk masih mematok harga emas ukuran 1 gram di level Rp 549 ribu per gram. 

Sementara harga emas batangan dengan ukuran terbesar 500 gram dipatok diharga Rp 254,8 juta atau Rp 509.600 per gram. 

Antam sendiri menetapkan harga beli kembali emas batangan dari masyarakat sebesar Rp 477 ribu per gram. 

Suka Artikel Ini? KLIK LIKE