1. HOME
  2. FINANCE
BISNIS

Ini Alasan Kenapa Konglomerat Tetap Berlimpah Harta

Mereka memilih cara yang berbeda dalam berinvestasi

By Ita Malau 12 November 2015 08:29
Ilustrasi dolar (Pixabay)

Money.id - Ketika memiliki uang lebih, kebanyakan dari Anda mungkin akan menginvestasikannya dalam bentuk reksa dana atau saham. Itupun kalau Anda tidak tergiur untuk membeli gadget canggih keluaran terkini.

Berbeda dengan orang super kaya, demikian dikutip dari laman BBC, 12 November 2015. Mereka memilih investasi di properti, karya seni, bisnis, dan bentuk investasi lain yang sulit dimiliki kebanyakan orang. Dengan caranya yang berbeda dari kebanyakan orang itu, mereka tetap bisa mendapatkan uangnya kembali dengan keuntungan berlipat.

Misalnya, Joshua Coleman. Ketika keluarganya menjual perusahaan telecom berbasis di Chicago tahun 2014 senilai $400 juta atau sekitar Rp5,4 triliun, mereka tidak menghamburkan uang itu dengan membeli semua yang wah di dunia ini. Keluarga ini malah mencari-cari saran, bagaimana cara mengelola kekayaan itu agar tetap tumbuh.

Tahun 2011, Coleman pun punya ide untuk meluncurkan Momentum Advanced Planning —sebuah perusahaan yang menjembatani orang ke ahli pajak, legal, dan ahli pengelolaan kekayaan.

Pilihan investasi memang akan menentukan masa depan kekayaan Anda. Konglomerat yang memiliki aset minimal $30 juta memang menginvestasikan kekayaan mereka di saham dan reksa dana.

Tapi, mereka juga menanam uang dengan membeli perusahaan dan surat berharga yang tak biasa seperti airline leasing funds. Tak hanya itu, mereka juga memiliki sejumlah karya seni dan mobil yang nilainya bisa bertumbuh.

“Ini disebut risiko alpha," kata Coleman.

Meski Anda mungkin tidak memiliki kekayaan sebesar itu, Anda bisa belajar satu atau dua hal mengenai cara orang-orang kaya mengambil keuntungan untuk Anda praktikkan.

Investasi tak biasa
Para konglomerat memiliki akses ke investasi yang kebanyakan orang tidak tahu bahwa itu ada. Salah satunya, reksa dana tertutup. Ini merupakan investasi jangka panjang dimana uang biasanya 'diikat' selama 5 tahun dengan iming-iming keuntungan yang sangat besar.

Leasing maskapai adalah jenis investasi lain yang banyak dilirik orang kaya, kata Ian Marsh, CEO sebuah perusahaan manajemen kekayaan, Fleming Family and Partners. Marsh mengaku, salah satu kliennya bekerja sama dengan perusahaan Doric, yang menggunakan uang investor untuk membeli pesawat untuk kemudian disewakan ke maskapai besar.

Sejumlah konglomerat di Inggris dan beberapa negara lainnya malah membeli tanah pertanian. Seiring pertumbuhan penduduk dunia, permintaan bahan makanan akan naik pesat.

"Mereka yang punya tanah pertanian bisa melihat keuntungan yang bagus," kata Marsh. Menurut dia, pemilik lahan pertanian bisa mendapatkan keuntungan 4% per tahun dan nilainya bisa bertambah seiring waktu.

Investasi "passion"
Di ranah ini ada karya seni, mobil, jam tangan, wine, bahkan alat musik. Menurut Direktur Eksekutif Stonehage Investment Partners, Guy Hudson, angka investasi ranah ini di kalangan konglomerat cukup besar.

Selain nilai asetnya bisa naik terus, mereka juga bisa sambil mengagumi atau memakainya. "Investasi jenis ini selalu muncul dari passion si investor akan benda tertentu," jelasnya Hudson.

Agar investor bisa menemukan investasi passion yang tepat, kuncinya adalah langka. Tahun 2013, kata Hudson, investasi jenis ini bisa meningkat 15 persen.

Anda yang ingin berinvestasi di jenis ini, bisa membeli lukisan di pelelangan. "Para seniman juga rajin menjual karya mereka dengan harga yang wajar," kata dia.


Suka Artikel Ini? KLIK LIKE

Baca Juga

(im/im)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Finance Section