1. HOME
  2. FINANCE
KARTU KREDIT

Indonesia Darurat Penipuan Kredit

Indonesia menjadi negara di Asia Pasifik yang paling sibuk menangani penipuan kredit.

By Adhi 24 Mei 2016 19:12
Ilustrasi (creditlawcenter.com)

Money.id - Lembaga analisis finansial Experian Asia Pacific, dalam laporannya bertajuk 'The Economics of Fraud: Mitigating Risk Amidst Fast Growth and Innovation', menyimpulkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan tertinggi dalam kredit konsumen dan peningkatan PDB.

Sayangnya, kondisi itu berbanding lurus dengan angka kasus penipuan kredit yang terjadi di tanah air.

Berikut ringkasan temuan laporan Experian untuk penipuan kredit di Indonesia:

- Dalam skala 1-5 (5 adalah terparah), di seluruh Asia Pasifik, China (3,9) dan Indonesia (4,6) adalah yang paling sibuk menangani penipuan dibandingkan dengan negara-negara maju seperti Australia dan Selandia Baru, masing-masing dengan angka 3 dan 3,1.

- Menurut perusahaan-perusahaan jasa keuangan, pasar-pasar bertumbuh cepat seperti Indonesia memiliki risiko tinggi dalam penipuan apliaksi kredit (86 persen), sementara China (70 persen) dan Malaysia (65 persen) memiliki risiko penipuan yang terjadi karena transaksi perbankan online.

- Perusahaan-perusahaan jasa keuangan Indonesia hampir seluruhnya setuju (86 persen) dalam mengatakan penipuan aplikasi kredit sebagai area pertumbuhan nomor 1.

- 2Checkout, sebuah perusahaan transaksi online yang mengawasi transaksi-transaksi terhadap penipuan, melakukan berbagai pengujian statistik untuk menganalisa aktivitas penipuan. Perusahaan ini menempatkan Indonesia dalam posisi terendah di indeks dunia, dengan angka yang terpaut cukup jauh.

- Langkah-langkah yang diambil perusahaan-perusahaan Indonesia dalam mencegah penipuan memiliki keunggulan dibanding perusahaan-perusahaan Asia Tenggara lainnya, dalam hal pengaruh ke proses orientasi pelanggan.

"Dengan adopsi cepat akan perdagangan elektronik dan mobile, negara-negara dengan perkembangan cepat sekarang menghadapi risiko serangan penipuan dalam jumlah dan jenis yang semakin banyak. Biaya-biaya keuangan, yang dihadapi perusahaan-perusahaan di hampir semua segmen industri, jumlahnya signifikan, dan risiko terhadap reputasi bahkan lebih berat lagi," kata Jeff Price, Managing Director of South East Asia, Experian, dalam keterangan resminya yang diterima Selasa 24 Mei 2016.

Ia melanjutkan, "Kabar baiknya adalah pelanggan tidak terlalu terganggu oleh langkah-langkah keamanan perusahaan. Perusahaan-perusahaan Indonesia mungkin terkena pengaruh kuat dari penipuan, tapi mereka tidak menganggap langkah-langkah pencegahan mengganggu pelanggan."

Laporan lengkap dari Asia Pacific Fraud Report sendiri selengkapnya bisa diunduh di sini.

(a/a)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Finance Section