1. HOME
  2. FINANCE
BURSA SAHAM

IHSG Bergerak Anomali Saat Harga Minyak Dunia Tertekan

Saat ini harga minyak dunia berada di kisaran US$38 per barrel. Penyebabnya tidak ada kesepakatan pemotongan produksi minyak di negara OPEC.

By Rohimat Nurbaya 19 April 2016 11:32
Analisis Ekonomi (Pixabay)

Money.id - Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Selasa 19 April 2016. Berdasarkan data Kiwoom Securities, IHSG dibuka naik 0,20 persen atau 9,96 poin ke level 4.875,48. Kemarin, Senin 18 April 2016, IHSG ditutup menguat 0,87 persen atau 41,97 poin ke posisi 4.865,53.

Pada perdagangan hari ini, ada 145 indeks saham yang naik sementara itu 102 lainnya menurun. Hingga perdagangan pukul 10.34 WIB IHSG menguat sangat tipis sebesar 0,03 persen atau 1,51 poin ke level 4.867,05.

Kemudian indeks saham Bluechips, LQ45 mengelami kenaikan sebesar 0,03 persen atau 0,26 poin ke level 845,17. Tadi pagi indeks saham berkapitalisasi besar itu dibuka pada level 847,36 atau naik sebesar 2,49 poin.

Sementara itu dari sembilan sektor yang diperdagangkan di bursa hanya empat yang bergerak di zona merah, sedangkan lainnya berada di zona hijau.

Empat sektor saham yang turun itu adalah industri dasar turun (0,19 persen), industri lain-lain turun (0,05 persen), keuangan turun (0,93 persen) dan perdagangan (turun0,72 persen).

Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, pergerakan IHSG anomali terhadap bursa saham regional.

Harga minyak mentah dunia yang kembali di level US$38 per barrel pascapertemuan para anggota OPEC di Doha yang tidak menemukan kesepakatan terkait pemotongan produksi minyak.

Kemudian hal tersebut dijadikan sentimen negatif bagi para pelaku pasar sehingga membuat IHSG sempat tertekan di awal sesi sebelum akhirnya ditutup di zona hijau setelah saham-saham perbankan dan infrastruktur yang rebound memimpin penguatan secara sektoral.

"Imbas pelemahan kinerja ekspor pun terimbangi dengan sentimen tersebut sehingga mampu membawa IHSG naik cukup signifikan hampir 1 persen," jelas Reza.

Baca Juga

(rn/rn)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Finance Section