1. HOME
  2. FINANCE
REKSA DANA

Hindari 'Uang Raib' karena Inflasi dengan Investasi Reksa Dana

Bahkan, keuntungan reksa dana mencapai lebih dari 400 persen atau lima kali lipat dalam 10 tahun terakhir.

By Desy Afrianti 1 Agustus 2016 09:04
Ilustrasi uang/Setkab.go.id

Money.id - Kian hari biaya hidup di kota semakin tinggi. Bagi yang memiliki penghasilan pas-pasan, tentu ini menjadi masalah besar. Sepertinya uang Rp100 ribu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Hal ini terasa bila kita bandingkan dengan kondisi 10 tahun lalu. Pada tahun 2006 lalu, dengan uang Rp100 ribu, kita sudah dapat membeli beras jenis IR-I 64 sebanyak 23,8 kilogram (kg).

Artinya, harga beras saat itu hanya sebesar Rp4.200/kg. Namun, kini dengan jumlah uang yang sama kita hanya dapat membeli beras jenis tersebut sebanyak 8,85 kg karena harganya sudah mencapai Rp11.300/kg.

Uang kita tetap sama, tetapi di masa yang berbeda nilainya sudah berubah. Padahal, tidak ada perampok yang mengambilnya. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Adanya kenaikan harga beras per kilogram dari Rp4.200 menjadi Rp11.300 ini membuat uang Rp100 ribu menjadi berkurang nilainya secara riil. Artinya untuk membeli beras dengan kuantitas dan kualitas yang sama, kita akan membutuhkan nominal uang yang lebih besar.

Fenomena ini disebut dengan inflasi, di mana terjadi kenaikan harga secara terus-menerus dari tahun ke tahun. Contohnya, seperti yang terjadi pada harga beras tadi, terjadi peningkatan 170 persen dalam kurun waktu 10 tahun. Inflasi tidak terlihat secara kasat mata, tetapi dapat dirasakan dengan adanya peningkatan harga barang-barang.

Ternyata, inflasi ini terjadi bukan hanya pada harga barang saja, melainkan pada biaya jasa seperti pendidikan, ongkos angkutan umum, dan jasa lainnya. Bahkan, kondisi untuk biaya pendidikan bisa meningkat tajam dengan inflasi mencapai 15-20 persen per tahun.

Apabila Inflasi yang terjadi diiringi dengan kenaikan pendapatan yang lebih besar, tentunya tidak menjadi masalah. Bahkan hal ini dapat menjadi indikator peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat karena inflasi bergerak stabil.

Namun apabila kenaikan pendapatan tidak sebanding dengan inflasi yang terjadi, maka akan timbul masalah, yakni daya beli atau kemampuan masyarakat akan berkurang.

Bagaimana mengatasi hal tersebut?

Untuk mengimbangi inflasi yang terjadi, paling tidak kenaikan pendapatan dalam 10 tahun terakhir harus mencapai 170 persen. Kalau hal ini terjadi, masyarakat tetap dapat membeli barang dengan jumlah sama untuk dapat memenuhi kebutuhannya.

Akan tetapi, masyarakat seharusnya tidak bergantung pada pendapatan saja untuk mengalahkan inflasi. Ada cara lain yang dapat menjaga daya beli saat terjadi inflasi, yaitu dengan berinvestasi.

Investasi merupakan suatu kegiatan menyimpan uang pada aset tertentu dengan harapan akan mendapatkan pertumbuhan (keuntungan) di masa depan. Aset ini bisa berupa benda riil seperti properti dan emas, atau produk pasar modal seperti saham dan reksa dana.

Aset seperti saham dan reksa dana memiliki potensi menghasilkan return besar dalam jangka panjang. Bahkan, keuntungan reksa dana mencapai lebih dari 400 persen atau lima kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Angka ini jauh melebihi tingkat inflasi tahunan yang terjadi.

Untuk mengetahui seberapa besar return yang dihasilkan dari reksa dana, mari kita simulasikan dengan menggunakan Simulator Reksa Dana yang tersedia pada tools Bareksa.

(da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Finance Section