1. HOME
  2. FINANCE
KURS RUPIAH

Harga Minyak Dunia Tertekan, Harapan Rupiah Menguat Tipis

Meski hari ini rupiah menguat namun belum sesuai yang diharapkan.

By Rohimat Nurbaya 19 April 2016 10:26
Uang Rupiah (Money.id/Dwi Narwoko)

Money.id - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Selasa 19 April 2016. Berdasarkan data Dollar Bloomberg Index pada perdagangan hari ini rupiah menguat 0,02 persen atau 2 poin ke level Rp13.168 per dolar AS.

Pada perdagangan Senin (18/4), rupiah ditutup menguat 8 poin atau 0,06 persen ke level Rp13.170 per dolar AS. Kemarin, rupiah bergerak di kisaran Rp13.151–Rp13.218 per dolar AS. Penguatan rupiah tersebut sejalan dengan pergerakan kurs di Asean yang mayoritas juga menguat.

Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan meski rupiah menguat namun belum sesuai yang diharapkan, laju rupiah terhambat harga minyak dunia yang terus tertekan.

Turunnya harga minyak dunia itu akibat gagalnya kesepakatan yang dicapai pada pertemuan negara-negara eksportir di Doha, Qatar untuk membahas supply-demand cadangan minyak global.

"Harga minyak mentah dunia kembali tertekan dan berimbas pada pelemahan sejumlah harga komoditas. Laju dolar AS pun mengambil kesempatan dengan terus melaju di zona hijau," jelas dia.

Dengan demikian, meski hari ini dibuka menguat harapan akan penguatan laju rupiah gagal terpenuhi. Bahkan imbas positif dari penerapan kebijakan arah suku bunga acuan menjadi 7-day reverse repo perlahan mulai berkurang.

"Sentimen itu malah tertutupi sentimen negatif dari kenaikan jumlah utang luar negeri Indonesia," jelas Reza.

Posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tumbuh 3,7 persen (yoy) menjadi US$311,5 miliar atau setara Rp4.097,7 triliun pada Februari 2016. Berdasarkan jangka waktu asal, pertumbuhan ULN tersebut dipengaruhi oleh ULN jangka panjang yang meningkat, sementara ULN jangka pendek menurun.

Berdasarkan kelompok peminjam, kenaikan tersebut dipengaruhi oleh ULN sektor publik yang meningkat, sementara ULN sektor swasta menurun. Berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN berjangka panjang (87,7 persen dari total ULN).

ULN berjangka panjang pada akhir Februari 2016 mencapai USD273,2 miliar atau tumbuh 5,8 persen (yoy), sementara ULN berjangka pendek turun 9,5 persen (yoy) menjadi US$38,3 miliar atau setara Rp503,83 triliun.

Baca Juga

(rn/rn)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Finance Section