Mereka lebih memilih pasar saham di Asia ketimbang negara-negara Amerika Latin, Eropa Timur, Timur Tengah dan Afrika.
By Rohimat Nurbaya 6 Maret 2016 11:45Money.id - Dolar Amerika Serikat diperkirakan masih akan melemah hingga periode mendatang. Akibat keadaan tersebut, ahli strategi ekuitas Citibank saat ini sedang mengincar saham-saham di negera yang mengalami perkembangan cepat (emerging market).
Ahli strategi emerging market (EM) Citibank, Markus Rosgen, menyoroti valuasi yang menarik saham-saham di wilayah tersebut untuk beberapa waktu.
"Namun, langkah kami tertahan oleh prediksi penguatan dolar AS yang biasanya tidak membantu dalam pembelian ekuitas EM," kata Rosgen seperti dikutip dari Bussines Insider, Minggu 6 Maret 2016.
"Karena ahli strategi FX kami tidak lagi memperkirakan dolar AS semakin kuat, ini akan menghilangkan salah satu kendala untuk pembelian ekuitas EM. Kami harus melawan arus," ujarnya.
Rosgen lebih memilih pasar saham di Asia ketimbang negara-negara Amerika Latin, Eropa Timur, Timur Tengah dan Afrika.
Grafik yang disediakan oleh Citi menunjukkan bahwa nilai indeks emerging market MSCI saat ini berada di bawah tingkat sebelumnya yang telah digembar-gemborkan sebagai kekuatan baru pasar saham di emerging market, setidaknya sejak pergantian milenium.
Harga saham menurut indeks emerging market MSCI telah mengalami periode sulit selama 18 bulan terakhir. Nilainya telah jatuh 33,1 persen sejak awal September tahun 2014.
Padahal sebelumnya harga saham emerging market mencapai puncaknya pada November 2007, namun merosot hingga 45 persen. (poy)
Intip Kado Istimewa Rafathar dari Kuda Poni Hingga Taman Bermain
Agar Dompet Tak Makin 'Tipis', Lakukan Penghematan dengan Cara Ini
Pemerintah Angkat Bicara Soal Rokok Naik Jadi Rp50 Ribu per Bungkus