3. Jawab pertanyaan tanpa penjelasan memuaskan
Pewawancara tidak mencari jawaban satu kata-mereka mencari 'cerita' tentang bagaimana Anda membuat sesuatu yang berdampak besar.
"Jadi, ketika seorang pewawancara menanyakan peran masa lalu Anda sebagai presiden klub, atau sebagai pekerja magang di startup, jangan hanya mengatakan 'Ya, itu sangat menyenangkan'. Jelaskan! Ini adalah kesempatan Anda untuk bersinar."
Bicara tentang apa yang Anda pelajari; bagaimana Anda menangani masalah sulit, dan bagaimana Anda membantu membawa keberhasilan kepada organisasi, saran Wessel.
4. Tidak memiliki pertanyaan untuk pewawancara
Kadang di akhir wawancara, saat diberi kesempatan balik bertanya, calon karyawan enggan untuk melakukannya karena tidak tahu apa yang harus ditanyakan.
"Kurangnya pertanyaan mencerminkan kurangnya keterlibatan atau bahkan ketidakmampuan untuk berpikir dari calon karyawan," kata Wessel.
Untungnya, Wessel memberikan tips pertanyaan-pertanyaan yang bisa diajukan kepada pewawancara. Wessel menyarankan untuk tidak menggunakan pertanyaan yang sering ditanyakan seperti: 'Bagaimana suasana bekerja di sini?'.
Tetapi menurut dia, ajukan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya bisa panjang, seperti, 'Bagian mana dari pekerjaan Anda yang paling sulit?' atau 'Di bagian mana dari perusahaan ini, menurut pendapat Anda, yang membutuhkan perbaikan?'
Sekali lagi, katanya, mengajukan pertanyaan pada akhir wawancara membantu untuk menciptakan interaksi percakapan, dan menunjukkan antusiasme Anda. "Dan tidak ada salahnya membuat pewawancara merasa seperti Anda sedang mewawancarai mereka." (poy)
Intip Kado Istimewa Rafathar dari Kuda Poni Hingga Taman Bermain
Agar Dompet Tak Makin 'Tipis', Lakukan Penghematan dengan Cara Ini
Pemerintah Angkat Bicara Soal Rokok Naik Jadi Rp50 Ribu per Bungkus